Manfaatkan Air Cucian Beras, Siswa SD Al Muslim Peringati Hari Ozon Tanam Sayur Hidroponik


Manfaatkan Air Cucian Beras, Siswa SD Al Muslim Peringati Hari Ozon Tanam Sayur Hidroponik HIDROPONIK - Siswa SD Al Muslim memperingati hari ozon bertema Ozone for Life dalam Sabtu Bersih (Sabber) menerapkan sikap dan perilaku peduli lingkungan serta memanfaatkan air cucian beras untuk serat dan vitamin tanaman hidroponik, Sabtu (19/09/2020).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Dalam memperingati Hari Ozon Sedunia, siswa SD Al Muslim menggelar peringatan mengusung tema Ozone for Life. Kegiatan ini dikemas dalam Sabtu Bersih (Sabber).

Mereka belajar menerapkan sikap dan perilaku peduli lingkungan serta memanfaatkan air cucian beras untuk menyediakan persediaan serat dan vitamin dari rumah sendiri tanpa harus keluar ke pasar maupun swalayan. Kegiatan ini melibatkan segenap jajaran pendidik, Kepala Sekolah, Ketua Gugus, Tim Green Education dan segenap siswa SD Al Muslim secara virtual melalui live IG sjak pukul 08.30-09.00 WIB.

"Kami berharap melalui kegiatan peringatan hari ozon ini segenap siswa SD Al Muslim tetap bisa terlibat aktif dalam kegiatan peduli lingkungan. Terutama di lingkungan tempat tinggal. Dalam skup lebih kecil yaitu di rumah masing-masing," ujar Kepala SD Al Muslim, Waru, Sidoarjo, Fatimatuz Zahroh kepada republikjatim.com, Sabtu (19/09/2020).

Lebih jauh, Fatimatuz Zahro menjelaskan Covid 19 menjadikan pemerintah di setiap Negara menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal ini membawa dampak berkurangnya aktivitas di luar rumah. Menjadi kewajiban bagi setiap warga negara mendukung kebijakan pemerintah itu.

"Kami mengajak segenap anak didiknya tetap peduli lingkungan sekitar. SD Al Muslim juga ajak anak didik untuk menanam secara hidroponik dengan mamanfaatkan air cucian beras," imbuhnya.

Fatimatuz Zahro berpesan dalam menghadapi Covid-19 harus memiliki ketahanan imun dan kesehatan tubuh yang baik. Salah satu untuk menjaga dan meningkatkan imunitas dengan mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang. Sayur menjadi kebutuhan mutlaknya.

"Melalui kegiatan ini SD Al Muslim memperkenalkan siswa-siswi, air cucian beras yang biasa dibuang ternyata masih bisa dimanfaatkan sebagai media tanam sayur sebagai penyedia kebutuhan vitamin, mineral dan serat. Selain mengandung nutrisi, air cucian beras juga mengandung beberapa bakteri yang bermanfaat untuk tanaman," tegasnya.

Menurutnya, komposisi air cucian beras 90 persen karbohidrat yang berupa pati, vitamin-mineral dan protein, 80 persen protein beras disebut protein glutein. Selain protein guletin, zat lainnya yang terkandung dalam air cucian beras adalah selulosa, hemiselulosa, gula dan vitamin B1 (70%), B3 (90%), B6 (50%), mineral mangan (50%), mineral fosfor (50%) dan zat besi (60%).

"Air cucian beras ini memiliki keanekaragaman bakteri antagonis. Bisa melawan bakteri jahat (pathogen). Bakteri yang terdapat dalam air cucian beras adalah bakteri pseudomonas fluorecens yang merupakan sejenis mikroba yang beradaptasi serta mengkloning dengan baik pada sistem perakaran. Juga memiliki keunggulan mensintesis metabolit untuk proses menghambat perkembangbiakan pathogen," jelasnya.

Fatimatuz mengajak siswa untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri. Dalam pemaparan materi yang disampaikan Khoriatin. Dia mengajak siswa-siswi untuk membudidayakan ketahanan pangan melalui tutorial budidaya tanaman sayur secara hidroponik dari Yustian Rahmawati.

"Segenap siswa agar memanfaatkan barang bekas air mineral dan air cucian beras di rumah untuk menyediakan tanaman sayur di rumah. Sehingga saat membutuhkan bisa mengambil secara langsung dan memanfaatkannya," tandasnya. Hel/Waw