Kondisi Stadion Batoro Katong Ponorogo Memprihatinkan Tak Pernah Dirawat dan Terbengkalai


Kondisi Stadion Batoro Katong Ponorogo Memprihatinkan Tak Pernah Dirawat dan Terbengkalai TAK TERAWAT - Kondisi Stadion Batoro Katong (BK) Ponorogo yang pernah mendapatkan kucuran bantuan Rp 4,2 miliar dari APBN memperihatinkan dan terbengkalai, Kamis (18/06/2020).

Ponorogo (republikjatim.com) - Kondisi Stadion Batoro Katong (BK) yang ada di JL Gondosuli, Ponorogo memprihatinkan. Lapangan stadion BK seakan tak bertuan dan tak terurus.

Mulai tembok tribun bagian barat yang sudah berjamur tampak kusam dan kotor lantaran bocornya atap tribun. Selain itu, rumput tumbuh liar di lapangan dan sangat menganggu warga yang berolah raga. Kondisi ini, jelas mengurangi kenyamanan dan keindahan stadion. Bahkan terkesan seperti ladang gembala kambing.

Padahal stadion BK Tahun 2013 lalu mendapat bantuan proyek rehap senilai Rp 4,2 miliar dari APBN. Proyek dikerjakan PT Bayti Berkah Utama, Jakarta dan selesai pekerjaannya Pebruari Tahun 2014. Selain itu, untuk rumput impornya menelan anggaran Rp 600 juta.

Akan tetapi, kini rumput mahal itu hilang rumput tertutup dan bahkan tergantikan rumput liar berduri. Stadion yang diharapkan bisa menjadi wahana olah raga dan dipersiapkan untuk Porkab maupun Liga Jatim ini pemeliharaannya terkesan amburadul.

"Seperti petuah orang tua, mudah membangun sulit merawat. Stadion ini terkesan kurang mendapat perhatian dan perawatan. Bagaimana olahraga mau berprestasi kalau kenyataan stadion kondisinya terbengkalai," ujar Yesi kepada republikjatim.com, Kamis (18/06/2020).

Hal senada dilontarkan Lintang Prasetya salah satu mahasiswa di Jogjakarta yang setiap libur pulang ke Ponorogo. Dia mengaku sering jogging di stadion BK. Menurutnya kondisi stadion saat ini sangat memprihatinkan.

"Stadionnya tak terawat. Untuk lari saja tidak enak. Karena rumput tumbuh setinggi lutut. Ini harusnya dipotong dan diatur. Saya tahu kondisi stadion memprihatinkan sudah lama. Bahkan pagar batas besi yang mengelilingi harus dirapikan dan dicat ulang," ungkapnya.

Lintang berharap, siapa pun yang berkuasa di Ponorogo agar lebih memperhatikan kondisi stadion BK itu. Terutama agar warga yang hobi olah raga agar lebih semangat dan tidak takut terperosok.

"Karena landasan lapangan tidak kelihatan tertutup rumput liar itu," jelas mahasiswa kota Gudeg asal Ponorogi ini.

Begitu juga warga Banyudono, Bagus Triaji Pamungkas. Pihaknya mengkritisi kondisi stadion BK yang terbengkalai dan terkesan tak pernah ada perawatannya itu. Padahal, setiap pagi dan sore banyak warga yang berolahraga.

"Rumput tidak terurus, tribun kalau hujan bocor dan sampah banyak jadi buat olah raga tidak nyaman. Kami berharap stadion jadi perhatian jangan sampai tidak terurus. Ini tidak nyaman untuk olahraga," paparnya.

Sementara Kepala Disbudparpora Pemkab Ponorogo, Agus Sugiarto mengakui stadion BK kurang perawatan. Pihaknya bakal melakukan perawatan secara bertahap.

"Secara bertahap targetnya stadion kembali dioptimalkan kebersihan dan sarana umum yang diperlukan. Mulai arena jogging dan lainnya. Untuk lapangan diproyeksikan segera difungsikan dengan penataan rumput dan penyediaan pompa air untuk pemeliharaannya," katanya.

Soal banyak rumput impor senilai Rp 600 juta yang mati, Agus bakal mengusulkan untuk penanaman kembali dan diganti dengan rumput baru dan harus diimbangi dengan pompa air agar saat kemarau airnya tercukupi dan tidak mati.

"Kalau pompa sudah ada, tapi belum optimal. Untuk mobil memang tidak diizinkan untuk masuk. Besok ditambah tenaga dan alat potong mudah-mudahan segera bersih dan nyaman," pungkasnya. Mal/Waw