Kepala SKK Migas : Tahun 2018 Lapindo Bakal Ngebor di Jombang


Kepala SKK Migas : Tahun 2018 Lapindo Bakal  Ngebor di Jombang Kepala Perwakilan SKK Migas Jawa Bali dan Nusa Tenggara, Ali Masyhar

Sidoarjo (republikjatim.com) - Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Jawa Bali dan Nusa Tenggara, Ali Masyhar memastikan PT Lapindo Brantas Inc bakal memulai pengeboran di wilayah Kabupaten Jombang. Untuk merealisasikan rencana pengeboran itu berbagai tahapan sudah dilaksanakan PT Lapindo Brantas Inc mulai bertemu dengan Bupati Jombang, Nyono Suharli hingga menggelar kuliah umum di Pondok Pesantren Tebu Ireng.

"Sudah 11 tahun Lapindo tidak ngapa-ngapain karena cowlingdown paska bencana alam lumpur itu. Selama itu hanya proses pemeliharaan sumur yang ada. Maka dari itu alternatifnya bakal melakukan pengeboran ke Jombang," terang Ali Masyhar kepada republikjatim.com pekan kemarin.

Menurut pria yang akrab dipanggil Ali ini pengeboran di Jombang itu harus dilihat dari sisi kepentingan negara yang membutuhkan banyak pasokan minyak. Selain itu juga dari sisi perusahaan yang selama belasan tahun tidak melaksanakan pengeboran hanya memelihara sumur eksisting.

"Oleh karena itu mendorong perusahaan (Lapindo) untuk mencari minyak dan gas. Harapan kami setelah sosialisasi selesai Tahun 2018 mulai mgebor disana (Jombang) dan ada hasilnya," imbuhnya.

Mengenai kekhawatiran warga, lanjut Ali bakal menjadi penghambat dan masalah tersendiri. Namun pihaknya sudah berusaha memastikan masyarakat jika lumpur di Sidoarjo itu musibah bukan dipicu pengeboran.

"Kalau berpikir begitu (dampak) terus maka banyak potensi negara yang tidak bisa diekplorasi maksimal dan menjadi penghambat program pembangunan dalam memenuhi pasokan minyak dan gas yang selalu timpang antara kebutuhan dan pasokan di lapangan," tegasnya.

Sementara saat ditanya potensi Jombang, Ali mengaku jika Jombang dan Sidoarjo sama-sama masuk blok brantas. Keduanya memiliki potensi yang sama. Saat ini tinggal mencari potensi nyatanya ada berapa banyak.

"Harus dipastikan dulu ada, baru melaksanakan pengeboran. Makanya 2018 harus sudah ada kajian sosial dan kajian geologisnya untuk dijadikan dasar dalam melaksanakan tahapan selanjutnya," pungkasnya. Waw