Kembangkan Industri Rumahan, BHS Dorong Karyawan Pabrik Gunakan Sepatu Produk UMKM Sidoarjo


Kembangkan Industri Rumahan, BHS Dorong Karyawan Pabrik Gunakan Sepatu Produk UMKM Sidoarjo INDUSTRI RUMAHAN - Bacabup Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono menggunakan dan menunjukkan sepatu hasil industri rumahan warga Desa Tebel, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo, Kamis (09/04/2020).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) mendorong ratusan industri besar (pabrik) di Sidoarjo karyawannya menggunakan sepatu hasil produksi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) warga Sidoarjo. Upaya ini menjadi salah satu bagian program pemberdayaan UMKM di Sidoarjo, terutama UMKM penghasil sepatu kulit.

"Perusahaan (pabrik) besar di Sidoarjo ada sekitar 900. Saya berharap perusahaan yang mempekerkaan ribuan karyawan membeli dan menggunakan produk (sepatu) hasil kerajinan UMKM asal Sidoarjo," terang Bambang Haryo Soekartono kepada republikjatim.com, Kamis (09/04/2020) di sela-sela aksi penyemprotan disinfektan dalam mencegah wabah Covid-19 di Desa Tebel, Kecamatan Gedangan, Sidoarjo.

BHS mengungkapkan di Desa Tebel misalnya, ada sekitar 40 UMKM sepatu. Dari jumlah itu, 15 UMKM diantaranya sudah masuk kategori menengah. Apalagi permodalannya rata-rata belum menggunakan pinjaman bank.

"Kalau saja program semua karyawan perusahaan menggunakan sepatu seharga Rp 150.000 ini, tidak akan keberatan. Karena kualitasnya cukup bagus dan tidak kalah dengan produk luar negeri. Bahkan nyaman saya pakai," imbuhnya saat mampir di salah satu UMKM Produaseb Sepatu di Dusun Tebel Timur.

Bagi mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 ini, ketika melihat dan merasakan menggunakan sepatu produk UMKM Tebel pihaknya menilai mutu sepatu kulit buatan UMKM itu sudah layak mendapatkan standarisasi dari Badan Sertifikasi Nasional (BSN). Ketika sudah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI), akan memudahkan menjual dan mempromosikan hasil UMKM sepatu itu.

"Saat ini mungkin agak kesulitan bagi pemilik usaha produksi sepatu ini. Nanti kalau sudah siap, saya akan minta BSN untuk melakukan SNI. Tidak perlu biaya. Itu nanti bisa menjadi bagian pembinaan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang menangani UMKM," ungkap politisi Partai Gerindra ini.

UMKM sepatu atau lainnya, kata Bambang seharusnya mendapatkan dukungan bantuan modal dari perbankan. Salah satunya melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang jumlah dananya mencapai Rp 190 triliun. Apalagi program KUR bunganya cukup ringan yakni hanya 6 persen per tahun.

"Kalau kebijakan pemerintah mau mendorong UMKM menjadi besar, seharusnya program KUR sudah sampai ke ribuan UMKM seperti ini," tegasnya.

Sedangkan soal pemasaran bagi produk-produk UMKM seperti UMKM sepatu ini BHS memaparkan pihaknya sudah merancang akan mendirikan sentral market yang mempromosikan produk-produk seluruh UMKM Sidoarjo. Pusat perbelanjaan produk UMKM itu, rencananya berlokasi di sekitar pinggir Jalan Tol Surabaya-Malang.

"Pusat perbelanjaan (sentra market) itu akan dilengkapi videotron yang memasang gambar produk-produk Sidoarjo sehingga langsung dilihat para pengguna jalan tol. Saya optimistis dengan upaya ini, produk-produk UMKM Sidoarjo, tidak hanya dikenal secara nasional, tapi bisa menembus pasar dunia (internasional)," harapnya.

Soal penyemprotan disinfektan, kata BHS aksi penyemprotan disinfektan dan membagikan masker dari timnya adalah untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Desa Tebel, Kecamata. Gedangan. Menurutnya, upaya ini untuk mencegah warga yang sehari-hari bekerja membuat sepatu dan bekerja lainnya tidak terkena virus Corona.

"Kalau ada pekerja yang terpapar Covid-19, tentu saja berimbas menurunnya produktifitas. Kalau produktifitas menurun, ekonomi Sidoarjo juga akan menurun (lesu)," tandas BHS Bacabup yang mendapat rekomendasi Partai Golkar ini.

Sementara Ketua DPD Partai Golkar Sidoarjo, Warih Andono yang ikut dalam aksi penyemprotan itu mengaku baru tahu jika Desa Tebel memiliki potensi ekonomi yang luar biasa. Baginya, keberadaan home industri sepatu sangat berpotensi untuk dikembangkan. Dalam pengembangan itu, kata Warih membutuhkan promosi dan bantuan permodalan dari Pemkab Sidoarjo.

"Saya akan berupaya membawa permasalahan soal UMKM ini ke DPRD Sidoarjo. Tujuannya agar ke depan Pemkab Sidoarjo membuat kebijakan-kebijakan yang berpihak pada pelaku industri rumahan. Saya akan memdorong Pak BHS bisa mengangkat UMKM Sidoarjo lebih maju dan makin terkenal produknya," pungkas Ketua Fraksi Golkar DPRD Sidoarjo ini. Hel/Waw