Jalan Raya Ponorogo -Pacitan Kembali Ambles, Jalur Dibuat Sistem Buka Tutup


Jalan Raya Ponorogo -Pacitan Kembali Ambles, Jalur Dibuat Sistem Buka Tutup AMBLES - Badan jalan menuju kampung halaman mantan Presiden SBY ambles di Desa Wates, Kecamatan Slahung, Ponorogo mulai diperbaiki dan ditargetkan segera kembali normal dilalui dua jalur lagi karena saat ini dengan sistem buka tutup, Senin (08/02/2021).

Ponorogo (republikjatim.com) - Jalur utama Ponorogo-Pacitan, tepatnya di Dusun Bukul, Desa Wates, Kecamatan Slahung Ponorogo yang Tahun 2019 lalu ambles, saat ini di titik yang sama kembali ambles. Bahkan hingga kedalaman 30 sentimeter dengan lebar separo badan jalan nasional habis, Senin (08/02/2021).

Pemilik warung makan yang berjarak sekitar 50 meter dari lokasi amblesnya jalan mengatakan amblesnya jalan nasional itu sudah sekitar seminggu. Menurutnya, awalnya hanya retak. Namun setelah hujan terus-menerus, baru sekitar satu minggu ini kondisi jalan mulai ambles semakin parah.

"Setiap hari terus bertambah kedalaman amblesnya. Sepertinya tanah itu bergerak," ujarnya, Senin (08/02/2021).

Hal senada disampaikan Pengawas Jalan Ponorogo - Biting, Supriyadi. Dia ditugaskan untuk membantu melakukan perbaikan jalan ambles di wilayah jalur Ponorogo - Pacitan itu. Menurutnya, saat ini ada dua titik yang ambles di jalur Ponorogo - Pacitan ini. Yakni ada di titik 225.900 KM Surabaya dan di KM 226.700 KM Surabaya.

"Untuk yang atas sudah selesai diperbaiki, sekarang mau dikerjakan yang di dekat masjid itu," ungkapnya.

Sementara Kasi Pemeliharaan Jalan Dinas Bina Marga Provinsi Jatim di Madiun, Jarwoto membenarkan adanya dua titik badan jalan yang ambles di Slahung. Namun dalam proses perbaikan penimbunan dan pemadatan di dua titik ambles itu. Perbaikan itu untuk sementara agar jalan bisa dilalui dua jalur lagi.

"Untuk di bawah material timbunan dipasang terpal untuk melindungi dari resapan air hujan agar tanah yang dibawah berkurang atau berhenti amblesnya," tegasnya.

Jarwoto menjelaskan jika jalan ambles sudah diprediksi lantaran ada penurunan. Makanya tidak segera dilakukan pengaspalan dan hasil tes geolistrik UGM mulai dari titik KM 225.900 dan KM 226.700 hingga KM 226.900 struktur tanah sini sampai kedalaman 30 meter masih labil.

"Kami sendiri masih mencari teknis yang tepat untuk struktur tanahnya. Agar perbaikan bisa permanen," jelasnya.

Ketika disinggung soal jalan Ponorogo-Pacitan ini agar kedepan tidak sering terjadi ambles Jarwoto menegaskan harus ada relokasi. Alasannya, jika menggunakan teknis pancang, sementara kedalaman pancang hanya 12 meter. Padahal kedalaman tanah yang sudah rusak 30 meter sesuai tes geolistrik UGM.

"Kalau pancang harus dua tiang pancang beton yang ditanam. Itu pun hasilnya belum bisa menjamin aman dari ambles. Yang aman harus relokasi. Tapi perlu biaya mahal karena ada pembebasan lahan dan sebagainya. Padahal, anggran Tahun 2021 belum bisa dicairkan. Jalur ini ini harus mendapatkan perhatian, penanganan serta pemeliharaan serius dari pusat," tandasnya. Mal/Waw