Invitasi Olahraga Tradisional 2024, Upaya Melestarikan Olahraga Tradisional di tengah Modernisasi


Invitasi Olahraga Tradisional 2024, Upaya Melestarikan Olahraga Tradisional di tengah Modernisasi Invitasi olahraga tradisional Provinsi Jawa Timur 2024 di Kabupaten Ngawi

NGAWI (republikjatim.com) Invitasi Olahraga Tradisional 2024 yang berlangsung selama dua hari, mulai 31 Juli hingga 1 Agustus 2024, digelar di Alun-alun Merdeka Kabupaten Ngawi.

 

Acara ini dibuka oleh Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, turut dihadiri oleh Forkopimda Ngawi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur Dian Yoshinta, anggota Komisi VII DPR Jawa Timur Ina Ammania, serta 26 kontingen dari berbagai kabupaten dan kota se-Jawa Timur.

 

Dalam sambutannya, Dwi Rianto Jatmiko menekankan bahwa Invitasi Olahraga Tradisional ini bukan hanya sebagai ajang kompetisi, tetapi juga sebagai wadah aktualisasi diri serta upaya melestarikan olahraga tradisional di tengah modernisasi. 

 

“Melalui kegiatan ini, kita dapat membangun fisik, memperkuat kerja sama antar tim, membentuk karakter, dan memperkuat rasa persaudaraan,” ujarnya.

 

Harapannya acara ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama dalam memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dan menjaga aset nasional yang kian tergerus oleh perkembangan zaman.

 

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Ngawi, Wiwien Purwaningsih, menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk dua hal yaitu sosialisasi dan upaya meningkatkan kesehatan. 

 

“Yang jelas mensosialisasikan Olahraga Tradisional di Provinsi Jawa Timur, sekaligus meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat Jawa Timur,” terang Wiwien.

 

Panitia lomba menetapkan lima olahraga tradisional yang dikompetisikan meliputi Dagongan, Hadang, Egrang, Terompah Panjang, dan Sumpitan. 

 

“Ada lima olahraga tradisional yang kita laksanakan yaitu Dagongan, Hadang, Egrang, Terompah Panjang, dan Sumpitan,” tambahnya.

 

Wiwien berharap kegiatan ini juga menumbuhkan rasa cinta kepada olahraga tradisional, terutama untuk generasi muda yang saat ini sudah mulai beralih ke olahraga modern. 

 

“Kita melihat betapa pentingnya menumbuhkan rasa cinta kepada kekayaan budaya, dalam hal ini olahraga tradisional sebagai wujud kearifan lokal,” tandasnya.(And)