Hindari Kanker Serviks, Perempuan Sidoarjo Diminta Mengikuti IVA Tes


Hindari Kanker Serviks, Perempuan Sidoarjo Diminta Mengikuti IVA Tes BAHAYA SERVIKS - Narasumber dr Wasis Nupikso, SpOG memaparkan penyakit kanker serviks masih menjadi pembunuh wanita di dunia kepada seluruh anggota TP PKK Sidoarjo, Rabu (05/09/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Bahaya penyakit kanker serviks atau kanker leher rahim dipahami TP PKK Sidoarjo. Upaya mencegah timbulnya penyakit perempuan ini selalu diupayakan. Salah satunya dengan menggelar Sosialisasi Deteksi Kanker Leher Rahim Melalui IVA Tes yang diselenggarakan di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo, Rabu, (05/09/2018). Acara ini diikuti sekitar 250 anggota PKK kecamatan, desa dan kelurahan.

Wakil Ketua I TP PKK Sidoarjo, Ida Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan kanker serviks banyak diderita wanita di dunia. Penyakit ini dapat disembuhkan apabila diketahui sedinimungkin. Cara mengetahui penyakit ini cukup sederhana. Yakni melalui Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) Tes ke tempat pelayanan kesehatan. Untuk itu anggota PKK dimintanya dapat melakukan pemeriksaan penyakit ini.

"Selain itu meminta ibu-ibu PKK dapat memberikan pemaham dan menggerakkan masyarakat mengikuti pemeriksaan kanker serviks melalui IVA Tes. Para kader PKK yang hadir harus menjadi contoh, memberikan pemahaman dan menggerakkan masyarakat di lingkungannya melaksanakan IVA Tes berkala," terangnya kepada republikjatim.com, Rabu (05/09/2018).

Narasumber acara, dr Wasis Nupikso SpOG menjelaskan kanker serviks masih menjadi pembunuh wanita di dunia. Selain kanker serviks, kanker payudara juga menjadi momok bagi wanita. Dua kanker ini banyak ditemui kasusnya di dunia.

"Posisinya menempati peringkat ketiga di dunia. Penyakit ini memang banyak ditakuti. Tidak hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Kanker serviks 80 persen kasus baru terjadi di negara berkembang. Pasien sering terlambat mengobati. Sebanyak 70 persen mereka sudah stadium lanjut baru datang ke rumah sakit," ungkapnya.

Selain itu, dokter kandungan yang bertugas di RSUD Sidoarjo ini menguraikan kanker serviks dapat dicegah. Di Indonesia kanker serviks menempati urutan nomor satu. Setiap hari ada 58 kasus baru. Sedangkan yang meninggal sekitar 26 wanita karena penyakit kanker leher rahim itu.

"Ada beberapa gejala kanker serviks. Kanker serviks stadium dini tidak ada gejala khas. Hanya saja yang sering dijumpai keputihan. Sedangkan gejala kanker serviks stadium lanjut pendarahan saat bersenggama. Selain itu ditandai dengan keputihan yang tidak wajar yakni berwarna kuning bercampur darah dan berbau," paparnya.

Sementara itu Wasis Nupikso menegaskan ada beberapa faktor penyebab kanker serviks. Diantaranya hubungan seks di usia muda, sering berganti pasangan, sering infeksi di daerah kelamin serta melahirkan banyak anak. Selain itu merokok serta kekurangan vitamin A, C dan E. Selain beberapa faktor resiko itu penyebab kanker serviks adalah virus HPV (Human Papiloma Virus). Virus ini ditularkan melalui hubungan seks.

"Ada dua cara menanggulangi virus ini. Cara primer dengan vaksinasi dan cara sekunder dengan menggunakan pap smear (pemeriksaan skrining) maupun IVA Tes. Kami minta ibu-ibu yang melakukan pemeriksaan tidak takut hasilnya. Dengan diketahui penyakitnya sedini mungkin, maka pengobatan dapat maksimal. Karena virus HPV membutuhkan waktu 20 tahun menjadi sel kanker serviks. Paling cepat 10 tahun sejak virus bersarang di tubuh manusia tanpa pengobatan," pungkasnya. Waw