Hadapi Pandemi Covid-19, Gus Muhdlor Ajak Warga Sidoarjo Memakmurkan Masjid dengan Tetap Terapkan Prokes


Hadapi Pandemi Covid-19, Gus Muhdlor Ajak Warga Sidoarjo Memakmurkan Masjid dengan Tetap Terapkan Prokes RESMIKAN - Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) saat meresmikan Masjid Haji Mudjiadi di Dusun Biting, Desa Mojoruntut Kecamatan Krembung, Sidoarjo, Senin, (23/08/2021).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) berpesan di masa pandemi Covid-19 saat ini warga Sidoarjo agar lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Begitu juga saat permasalahan besar menimpa, seseorang harus lebih dekat dengan sang pencipta. Bentuk kedekatan dengan sang khalik ini dapat berupa sedekah seperti salah satunya memakmurkan masjid.

"Selama pandemi (Covid-19), jangan pernah tinggalkan Allah SWT. Semua harus bisa berkontribusi. Salah satunya sedekah (jariyah) membangun masjid. Semoga ini menjadi ladang pahala bagi keluarga yang sedekah dan akan memudahkan kehidupan di dunia dan akhirat," ujar Gus Muhdlor usai meresmikan Masjid Haji Mudjiadi di Dusun Biting, Desa Mojoruntut, Kecamatan Krembung, Sidoarjo, Senin (23/08/2021).

Dalam peresmian masjid dengan luas bangunan 1.200 meter persegi ini ditandai pemukulan bedug serta penanaman pohon kurma di halaman masjid. Masjid ini berdiri di lahan seluas kurang lebih 2.948 meter persegi. Masjid merupakan wakaf dari H Mudjiadi warga setempat.

"Wakaf masjid yang dibangun dengan biaya sendiri ini bentuk kebermanfaatan seseorang dalam hidupnya. Hidup hanyalah sementara. Karenanya harus bermanfaat bagi semua. Apalagi masa pandemi seperti ini dibutuhkan sikap kedermawanan. Wakaf ini contoh yang baik agar orang harus tetap bermanfaat bagi masyarakat, agama, bangsa dan negara," imbuhnya.

Tidak hanya itu, Bupati Alumni SMAN 4 Sidoarjo ini juga berpesan agar hati harus selalu terpaut dengan masjid. Karena apa pun kondisinya, masjid tidak boleh ditinggalkan. Namun begitu, untuk memakmurkan masjid harus tetap mentaati protokol kesehatan. Karena PPKM Level 4 belum selesai.

"Setelah diresmikan tinggal memakmurkan masjid yang harus didorong. Tetapi, karena PPKM belum usai, maka tetap taati protokol kesehatan dan mencari keseimbangan. Protokol tetap jalan, tetapi jangan pernah meninggalkan masjid. Hati ini harus tetap berada di masjid dan hati ini harus tetap terikat Allah SWT," tegas putra keenam KH Agoes Ali Masyhuri ini.

Sementara itu H Mudjiadi mengaku bersyukur bisa mewakafkan tanah miliknya untuk pembangunan sebuah masjid yang dinamai sesuai namanya. Dirinya berharap keberadaan Masjid Haji Mudjiadi menjadi berkah dan bermanfaat bagi masyarakat.

"Setelah diwakafkan ke NU Kabupaten Sidoarjo, kami berharap dapat dimanfaatkan dengan baik. Sisa lahan dapat dimanfaatkan untuk pendidikan Al-Quran. Setelah masjid diresmikan, monggo semua semangat berjamaah," pintahnya.

Mudjiadi bercerita masjid ini dibangun selama 108 hari (3 bulan). Biaya pembangunan dari kantong pribadinya sendiri. Dirinya sendiri tidak merinci biaya pembangunannya karena setiap pemenuhan bahan bangunan tanpa ada pembukuan administrasi pembelian.

"Kami secara administrasi tidak membuat rincian, tapi secara lapangan ketika ada kekurangan kita belikan dan ada kebutuhan apa kita belikan. Biayanya tidak ada administrasi atau pembukuannya," tandasnya.

Sementara dalam peresmian masjid Haji Mudjiadi ini juga diserahkan bantuan sosial (Bansos) dari Baznas Kabupaten Sidoarjo. Secara simbolis 50 paket bansos itu, diserahkan Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo. Hel/Waw