Dukung Ketahanan Pangan, Ratusan Ibu-Ibu di Sidoarjo Dilatih Bercocok Tanam Sistem Hidroponik


Dukung Ketahanan Pangan, Ratusan Ibu-Ibu di Sidoarjo Dilatih Bercocok Tanam Sistem Hidroponik HIDROPONIK - Ketua TP PKK Kabupaten Sidoarjo, Ny Sa'adah Ahmad Muhdlor menyaksikan sbanyak 40 anggota TP PKK se Kecamatan Porong Sidoarjo dilatih bercocok tanam dengan sistem hidroponik di Kantor Kecamatan Porong, Jumat (30/09/2022).

Sidoarjo (republikjatim.com) - TP PKK Kabupaten Sidoarjo melatih anggotanya bercocok tanam dengan sistem hidroponik. Pelatihan hidroponik digelar Kantor Kecamatan Porong, Jumat (30/09/2022).

Ada sebanyak 140 anggota TP PKK desa se Kecamatan Porong yang ikut pelatihan itu. Pelatihan yang dibuka langsung Ketua TP PKK Kabupaten Sidoarjo, Ny Sa'adah Ahmad Muhdlor ini untuk mendukung ketahanan pangan di Sidoarjo.

Ketua TP PKK Kabupaten Sidoarjo, Ny Sa'adah Ahmad Muhdlor mengatakan ketahanan pangan dapat diwujudkan sendiri oleh masyarakat. Banyak cara untuk mewujudkan ketahanan pangan keluarga. Salah satunya, dengan menanam tumbuhan sistem hidroponik. Sistem hidroponik dipilih karena memiliki kelebihan. Diantaranya dapat dilakukan dilahan sempit dan tanpa mengunakan media tanah dalam bercocok tanam.

"Sudah saatnya masyarakat membiasakan bercocok tanam dan membuat ketahanan sendiri di rumah masing-masing dengan sistem hidroponik," ujar Ny Sa'adah yang akrab dipanggil Ning Sasha ini kepada republikjatim.com, Jumat (30/09/2022).

Menurut Ning Sasha situasi global saat ini tidak menentu. Peperangan antara Rusia dan Ukraina banyak berpengaruh bagi perekonomian dunia. Barang Migas harganya melambung. Hal ini berdampak kenaikan barang-barang pokok lainnya. Karena itu, Ning Sasha meminta anggotanya membuat ketahanan pangan di lingkungan keluarga.

"Langkah seperti ini menjadi solusi mencegah pengeluaran belanja yang berlebih. Semisal tidak perlu lagi membeli sayur karena sudah menanamnya sendiri. Menanam sayur sendiri secara hidroponik akan sangat bermanfaat untuk mengurangi pengeluaran belanja," imbuh alumni Fakultas Hukum, Unair Surabaya ini.

Selain itu, Ning Sasha berharap menanam sayur secara hidroponik dapat terus dikerjakan. Selain itu, dapat ditularkan ke warga di sekitar lingkungannya. Pihaknya melihat peluang ekonomi dengan menanam sayur hidroponik. Bahkan yakin jika ditekuni sebagai bisnis akan menghasilkan pundi-pundi uang.

"Karena banyak kelebihan dari sayur hidroponik. Selain selalu fresh, juga sangat sehat karena tidak menggunakan pestisida. Karena itu sayuran hidroponik terbilang lebih mahal kalau dijual di pasaran. Sekalian monggo tetangga kanan kiri diajari. Kita mensupport ketahanan pangan di Sidoarjo," tegas alumni SMAN 4 Sidoarjo ini.

Ning Sasha menilai masyarakat dapat memanfaatkan program Kelompok Usaha Perempuan Mandiri (Kurma) jika nanti ingin menekuni hidroponik sebagai bisnis. Karena itu, pihaknya meminta anggotanya untuk ikut serta dalam pelatihan kali ini. Ibu-ibu PKK desa diharapkan paham secara jelas dalam menanam sayuran hidroponik.

"Menanam sayuran hidroponik mudah tapi butuh ketelatenan. Kalau ibu-ibu menekuni sayuran hidroponik ini sebagai bisnis, nanti bisa diajukan dalam program Kurma tahun depan," papar istri Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali ini.

Sementara dalam pelatihan ini juga diisi dengan pameran produk unggulan dari Kurma masyarakat Kecamatan Porong. Bermacam-macam produk ditampilkan. Mulai dari produk makanan dan minuman, sampai produk kerajinan seperti sepatu, tas dan batik. Bahkan Ning Sasha menyempatkan membeli beberapa produk-produk UMKM itu. Hel/Waw