Dua Pekan Dilayar ke Lapas Porong, Dua Napiter Langsung Nyatakan Ikrar Setia NKRI


Dua Pekan Dilayar ke Lapas Porong, Dua Napiter Langsung Nyatakan Ikrar Setia NKRI IKRAR - Dua narapidana kasus terorisme (napiter) di Lapas I Surabaya, Chairul Bachry dan Dede Rosadi menyatakan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) disaksikan Kalapas Jalu Yuswa Panjang, Selasa (28/03/2023) sore.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Sebanyak dua narapidana kasus terorisme (napiter) di Lapas I Surabaya, Chairul Bachry dan Dede Rosadi menyatakan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Selasa (28/03/2023). Lapas yang dipimpin Jalu Yuswa Panjang itu perlu dua pekan untuk mengembalikan dua napiter itu ke pangkuan ibu pertiwi.

"Sore ini sekitar pukul 16.00 WIB jajaran kami di Lapas I Surabaya mengambil sumpah dan ikrar setia kepada NKRI yang dilakukan dua napiter," ujar Kakanwil Kemenkumham Jatim, Imam Jauhari kepada republikjatim.com, Selasa (28/03/2023).

Pelaksanaan ikrar digelar di Aula MD Arifin Lapas I Surabaya yang terletak di Desa Kebonagung, Kecamatan Porong, Sidoarjo. Ikrar disaksikan langsung Kalapas I Surabaya, Jalu Yuswa Panjang dan stakeholder terkait dari Kementerian Agama serta TNI/Polri.

"Dengan ikrar ini, keduanya kami masukkan kategori hijau atau dengan risiko rendah," imbuh Imam.

Ikrar ini juga menjadi tiket bagi keduanya agar bisa mendapatkan hak-hak bersyaratnya. Seperti remisi, asimilasi maupun pembebasan bersyarat.

"Keduanya sama-sama divonis 3 tahun hukuman badan. Perkiraan awal akan bebas pada April dan Juni 2024 mendatang. Kalau berkelakuan baik dan memenuhi syarat lainnya, maka kemungkinan bisa bebas lebih awal," tegasnya.

Sementara Kepala Lapas Kelas I Surabaya, Jalu Yuswa Panjang menegaskan pihaknya menerima pelimpahan Chairul dan Dede pada 15 Maret 2023 kemarin. Keduanya dikirim dari Rutan Kelas I Depok oleh Tim Ditjen Pemasyarakatan.

"Selama ini keduanya di tempatkan di blok karantina khusus napiter bersama dua orang napiter lain yang lebih dulu menghuni blok itu," kata Jalu.

Pihak lapas, lanjut Jalu tidak ingin membuang-buang waktu. Selama masa pengenalan lingkungan, pihaknya langsung melakukan intervensi sosial.

"Pendekatannya tidak adu dalil, tetapi kami menggunakan pendekatan kemanusiaan saja," jelasnya.

Selain itu, Jalu juga mengapresiasi peran dari dua orang napiter yang lebih senior. Menurutnya, mereka juga punya peran untuk mengembalikan dua pria asal Yogyakarta dan Tasikmalaya itu kembali ke pangkuan merah-putih.

"Sinergi dan kolaborasi dengan aparat penegak hukum lain juga sangat mendukung. Sehingga keduanya semakin mantap kembali NKRI," tuturnya.

Sementara Napiter Chairul mengucapkan rasa syukur karena telah melaksanakan ikrar kesetiaan NKRI. Dia menyebutkan ikrar kesetiaan ini merupakan keinginannya untuk terus membersamai negara ini dengan apapun potensi yang bisa dia berikan.

"Selama di Lapas Kelas I Surabaya, saya mendapatkan bimbingan dan arahan oleh Bambang Sugianto selaku Wali Pemasyarakatan Napiter. Termasuk juga Kalapas Surabaya sehingga menjadikan saya semakin mantap untuk kembali ke NKRI. Mari kita bersama-sama masyarakat membangun negara ini dengan baik," pintah Chairul.

Hal senada disampaikan Napiter, Dede. Dia berjanji akan setia kepada negara dan tetap menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.

"Semoga kedepannya baik saya atau teman-teman lainnya bisa menjadi pribadi lebih baik dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini," pungkasnya. Kem/Hel/Waw