Di Umsida Sidoarjo, Menko PMK Sampaikan Dua Indikator Utama Peningkatkan IPM


Di Umsida Sidoarjo, Menko PMK Sampaikan Dua Indikator Utama Peningkatkan IPM IPM - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy saat menjadi Keynote Speech dalam Seminar Nasional tentang Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan dan Kesehatan di Indonesia, di Umsida, Sabtu (20/08/2022).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Peningkatan mutu layanan bidang pendidikan dan kesehatan menjadi determisi penting dalam rangka meningkatkan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) pada dasarnya menjadi pembangunan manusia baik sebagai subyek (human capital), obyek (human resources) maupun sebagai penikmat pembangunan yang mencakup seluruh siklus hidup manusia sejak di dalam kandungan hingga akhir hayat.

Pembangunan dan peningkatan mutu layanan di dua bidang ini harus terus diupayakan. Baik dari sisi kesiapan SDM penyelenggara layanan, infrastruktur, inovasi, riset, jejaring kemitraan serta hal-hal lain yang menjadi penunjang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IPM di Indonesia sebesar 72,29 poin pada Tahun 2021. Skor itu meningkat 0,49 persen dibandingkan Tahun sebelumnya yang mencapai sebesar 71,94 poin.

"Beberapa tahun ini IPM terus mengalami kemajuan signifikan. Tapi, kami masih menduduki urutan ke 107 dari 189 negara. Jadi masih harus terus ditingkatkan," ujar Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy saat menjadi Keynote Speech dalam Seminar Nasional tentang Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan dan Kesehatan di Indonesia, di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Sabtu (20/08/2022).

Dalam seminar ini, diikuti anggota Komisi X DPR RI Puti Guntur Soekarno, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Rektor Dr Hidayatullah, Ketua PP Muh Syafiq A Mughni, Wakil Ketua DPRD, Ketua PWM Sa'ad Ibrahim, Ketua BPH Prof Ahmad Jaenuri dan sekitar 200 peserta dari kalangan akademisi, mahasiswa, aktivis perempuan dan masyarakat umum.

"Sejalan dengan itu, Tahun 2020 Bank Dunia dengan Indeks Modal Manusia (Human Capital Index) nya menunjukan Indonesia menempati peringkat ke 87 dari 174 negara dengan capaian 0,54 poin dan berada di peringkat ke 6 untuk kawasan ASEAN," imbuhnya.

Sedangkan peningkatan mutu layanan kesehatan masyarakat, kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini dilaksanakan melalui sejumlah strategi dan kebijakan. Diantaranya meliputi penanganan stunting, peningkatan pelayanan kesehatan dasar dan primer, revitalisasi transformasi puskesmas, pengembangan produksi farmasi dan alat-alat kesehatan dalam negeri. Selain itu, pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi dan bioteknologi di bidang kesehatan.

"Sementara di sektor pendidikan dilakukan melalui pembentukan PAUD HI di setiap desa, peningkatan akses dan pemerataan layanan pendidikan bermutu serta terjangkau bagi seluruh masyarakat. Termasuk penyediaan calon tenaga kerja masa depan yang terampil dan profesional," tegas Muhadjir yang tercatat sebagai menteri dari kalangan akademisi ini.

Untuk tantangan masa depan dinilai Menko PMK menjadi tanggung jawab semua pihak. Masing-masing diharapkan berkontribusi dengan segenap daya dan upaya dalam lingkup kewenangannya masing-masing.

"Perguruan tinggi bertanggung jawab dalam menyiapkan dan menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang unggul dan mampu bersaing global yang sejalan dengan kemajuan era digital," jelasnya.

Sementara Muhadjir berharap dengan dilaksanakan seminar nasional ini masyarakat dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pembangunan SDM Indonesia dan perguruan tinggi. Terutama, dapat memberi sumbangsih pemikiran baik itu sektor pendidikan maupun kesehatan.

"Kami mendukung Umsida punya target jangka panjang akan membangun Fakultas Kedokteran (FK). Itu sangat penting karena FK sumber produksi tenaga kesehatan dokter yang kebutuhannya di Indonesia masih sangat besar," tandasnya. Hel/Waw