Densus Amankan Emas Batangan, Potasium dan Busur Panah di Rumah Terduga di Sukodono


Densus Amankan Emas Batangan, Potasium dan Busur Panah di Rumah Terduga di Sukodono BARANG BUKTI - Barang bukti emas batangan, potasium, uang tunai, liontin dan lainnya diamankan Densus 88 Antiteror dari rumah terduga Muhammad Akib Hidayat (41) di Dungus, Desa/Kecamatan Sukodono, Sidoarjo, Sabtu (19/05/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Tim Densus 88 Antiteror berhasil mengamankan sejumlah barang bukti dari rumah keluarga terduga Muhammad Akib Hidayat (41) di Kavling Gang Guwo, RT 19 RW 05, Dusun Dungus, Desa/Kecamatan Sukodono, Sidoarjo. Barang bukti itu diamankan dan dibawa petugas yang melaksanakan penggerebekan dan penggeledahan itu.

Sejumlah barang bukti itu, diantaranya dua bungkus potasium yang dimasukkan di dalam tas kantong plastik, busur dan anak panah serta emas batangan sebanyak 4 buah masing-masing 10 gram. Selain itu, petugas juga mengamankan uang dalam tas kantong plastik putih senilai Rp 21,5 juta, lima perhiasan cincin, anting sepasang, kalung beserta liontin 2 buah, dua buah cincin dalam tas dan sejumlah uang lainnya.

"Semua barang bukti itu diamankan petugas. Saya melihatnya sendiri karena disuruh menyaksikan," kata Ketua RT 19, Syahroni kepada republikjatim.com, Sabtu (19/05/2018).

Dalam penggerebekan dan penggeledahan, Jumat (18/05/2018) pukul 23.00 WIB hingga Sabtu (19/05/2019) itu, Syaroni tidak menyangka keluarga yang tinggal rumah dua lantai sekitar dua tahun lalu itu merupakan terduga teroris. Makanya dirinya kaget saat diminta mendampingi pengerebekan itu. Pasca pengerebekan tim Densus 88 Antiteror, kondisi rumah dipasang garis polisi.

Sekitar pukul 10.00 WIB, pihak Labfor Mabes Polri melakukan olah TKP di tempat kejadian itu. Hingga saat ini, belum ada peryataan resmi dari pihak Kepolisian terkait penangkapan itu. sementara, rumah itu dijaga ketat pihak Kepolisian. Selama tinggal disana, kata Syahroni ada pertemuan rutin bersama jamaah. Jumlahnya cukup banyak bersama anak-anak.

"Saya tak berani bertanya. Karena keluar rumah juga jarang khusus belanja dan mengantar anak sekolah saja," tegasnya.

Sementara itu, meski mampu membeli rumah dua lantai dan merevovasi menjadi rumah megah, Muhammad Akib Hidayat lebih sering berada di rumah. Warga menduga dia tidak bekerja permanen. Hanya saja sering menerima tamu dari warga luar.

"Sepertinya setiap hari terlihat di rumah. Dia (Aki) tidak kerja diluar. Mungkin saja punya kerjaan dan dikerjakan di rumah saja," ungkap Agus warga setempat.

Selama ini, yang sering keluar rumah seperti belanja dan mengantar sekolah dua anaknya, isterinya. Putri terkecil sekolah di Panjunan dan yang SMP saya tidak diketahui warga.

"Seusai ngantar anak sekolah ya sudah di dalam rumah lagi," tandasnya. Waw