DeDurian Park Jombang Bagikan Daging Kurban Gunakan Daun dan Besek


DeDurian Park Jombang Bagikan Daging Kurban Gunakan Daun dan Besek BESEK - DeDurian Park Jombang membagikan daging kurban tidak menggunakan plastik tapi menggunakan besek (bambu dan daun) direspon positif masyarakat luas, Senin (12/08/2019).

Jombang (republikjatim.com) - Seruan dan ajakan untuk tidak menggunakan plastik saat membagi daging kurban Idul Adha 1440 H direspon positif masyarakat luas. Termasuk DeDurian Park Jombang. Dengan pembagian mengunakan daun dan besek itu justru mengajak masyarakat Wonosalam, Jombang menyatu kembali dengan alam.

"Dengan pembagian daging kurban tak menggunakan plastik, nanti akan lahir lebih banyak lagi perajin besek dan bahan bahan dari bambu. Bahkan petani akan semangat menanam kembali bambu dan pisang," terang salah satu pendiri DeDurian Park Jombang, Muhammad Gurning kepada republikjatim.com, Senin (12/08/2019).

Kegiatan ini, bagi Gurning bakal menjadi momentum kebangkitan petani. Apalagu, selama ini menanam bambu dianggap kurang produktif akan kembali menjadi produktif.

"Belum lagi, manfaat lain dengan kembali menanam bambu maka akan mejadi bagian penting pengikat air hingga menjadi sumber mata air bagi masyarakat," tegas Gurning yang aktif bergerak mendirikan "start up" bidang pertanian Goolive ini.

Sedangkan Dirut DeDurian Park, Yusron Aminulloh menilai perlunya inovasi yang tidak meninggalkan nilai-nilai lokal (local genius). Baginya sudah saatnya belajar budaya bertani dan budaya bermasyarakat tapi tetap menyatu dengan alam.

"Salah satu kekuatan lokal masyarakat Wonosalam adalah guyub. Masyarakat bisa izin tidak kerja karena sedang membantu tetangganya membongkar rumah hingga membersihkan kebun. Sebuah adat positif yang banyak ditinggalkan masyatakat lain. Maka kami akan belajar pada kekuatan lokal ini," paparnya.

Sementara Dir Ops DeDurian Park, Rully Anwar menguraikan selama ini banyak viral di Medsos, acara penyembelihan hewan kurban, banyak fenomena baru diberbagai kota. Yakni tidak menggunakan plastik, tetapi diganti daun pisang dan tumbu (besek) atau keranjang bambu.

"Kami merasa bangga dan senang masyarakat menyambut antusias program anti plastik ini. Disamping sebagai upaya meningkatkan ekonomi para pengrajin besek (tumbu), kami juga mengajak masyarakat hidup sehat tanpa plastik," urainya.

Bahkan, kata Rully bersama komunitas petani dan desa, akan digiatkan kembali menanam bambu dan pisang. Hal ini bakal meningkatkan nilai ekonomi sekaligus pemanfaatan pada aktifitas sehari-hari. Termasuk budi daya bambu dan pisang harus digiatkan agar ketersediaannya terjamin.

"Gerakan ini akan kami teruskan tidak hanya saat Idul Adha. Tetapi juga dalam keseharian di Cafe Bido yang kami kelola di DeDurian Park. Besek dan daun pisang akan menjadi pelengkap dalam layanan setiap menu," tandasnya. Waw