Dari Berbagai Penelusuran, Mbah Bagyo Dikenal Sebagai Penyebar Islam Sekaligus Babad Alas Keramean Sumorame di Sidoarjo


Dari Berbagai Penelusuran, Mbah Bagyo Dikenal Sebagai Penyebar Islam Sekaligus Babad Alas Keramean Sumorame di Sidoarjo TABUR BUNGAH - Kades Sumorame, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Rochmanu dan Ketua Pelaksana Ruwah Desa Sumorame, Irwan Susanto menabur bunga di atas makam Mbah Bagyo bersama istrinya yang baru direhab akhir Tahun 2022 kemarin, Kamis (02/03/2023) sore.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Mbah Bagyo yang dikenal bergelar Raden Nukag adalah seorang utusan dari Kadipaten Surabaya. Mbah Bagyo mendapat tugas menyebarkan Agama Islam di wilayah selatan Kadipaten Surabaya yakni di sekitar Dusun Keramean, Desa Sumorame, Kecamatan Candi, Sidoarjo.

Dari berbagai penelusuran sejarah yang dilakukan oleh ahli pernisanan Luthfi Ghozali misalnya diketahui Mbah Bagyo diperkirakan hidup pada abad 17. Yakni sekitar Tahun 1650 hingga Tahun 1750 masehi. Dari ciri batu nisan makamnya, Mbah Bagyo masih memiliki hubungan keluarga dengan penguasa Kadipaten Surabaya kala itu.

Mbah Bagyo hidup di zaman Raden Pekik, Adipati Surabaya kedua yang hidup pada Tahun 1625-1670 Masehi. Raden Pekik merupakan putra dari Adipati Surabaya pertama yaitu Adipati Jayalengkara yang bergelar Raja Tegal Arum Panji Joyolengkoro.

Adipati Joyolengkoro berkuasa tahun 1546-1625 Masehi merupakan keturunan dari Raden Sayyid Ali Rahmatullah (Sunan Ampel Denta) salah satu tokoh sentral Wali Songo yang makamnya berlokasi di Makam Ampel Surabaya.

"Selama ini, oleh masyarakat sekitar, Mbah Bagyo diyakini merupakan tokoh dibalik menyebarnya Islam di Kampung Keramean sekaligus yang Babad Alas Keramean. Cerita tersebut sudah turun temurun melekat kuat dibenak masyarakat Dusun Keramean," ujar Ketua Pelaksana Haul Mbah Bagyo yang juga masih durriyah, Irwan Susanto, Kamis (02/03/2023) usai tabur bunga di haul pertama.

Makamnya yang saat ini telah dibangun cungkup, lanjut Irwan yang juga pakar sejarah desa setempat merupakan bentuk takdzim dan hormatnya warga Dusun Keramean, Desa Sumorame, Kecamatan Candi terhadap jasa dan perjuangan Mbah Bagyo dalam menyebarkan syiar Islam. Makam Mbah Bagyo bersanding dengan istri (Nyai Bagyo).

"Berkat perjuangan beliau, Islam menyebar di kampung Keramean dan sekitarnya. Bahkan nasehat-nasehat Mbah Bagyo senantiasa mengajak masyarakat untuk memegang teguh kalimat syahadat Laa ilaaha illallah Muhammadarrasulullah (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah). Dan senantiasa untuk hidup rukun dan harmonis di tengah masyarakat beragam," imbuh Irwan Susanto.

Kades Keramean, Kecamatan Candi, Rochmanu menegaskan Kamis 2 Maret 2023 untuk kali pertama pemerintah desa, tokoh masyarakat dan warga Desa Sumorame menggelar Haul Mbah Bagyo bersamaan dengan peringatan Ruwah Desa Sumorame.

"Semoga generasi mendatang menjaga, melestarikan dan menjadikan tradisi ini untuk dipertahankan secara terus menerus Sekaligus merawat dan nguri-nguri budaya. Karena doa dan perjuangan para tokoh (sesepuh) Keramean menjadi desa semakin maju sukses," pintahnya.

Selain itu, lanjut Rochmanu melalui haul ini perjalanan Mbah Bagyo senantiasa akan terus diingat dan menjadi nasehat bagi generasi selanjutnya. Tujuannya, agar tidak melupakan sejarah para leluhurnya.

"Semoga haul dan nguri sejarah singkat Mbah Bagyo leluhur Dusun Keramean, Desa Sumorame, Kecamatan Candi ini semakin lestari dan dipertahankan generasi penerus hingga masa mendatang," pungkasnya.

Sementara Haul ini menjadi Haul pertama di Tahun 2023. Selain Haul Mbah Bagyo, acara bersamaan Ruwah Desa Sumorame, Kecamatan Candi, Sidoarjo ini juga sekaligus Haul para sesepuh desa setempat. Hel/Waw