Cegah Covid-19, Puluhan Anak Panti di Ponorogo Rela Tidak Bertemu Orangtua


Cegah Covid-19, Puluhan Anak Panti di Ponorogo Rela Tidak Bertemu Orangtua KOMITMEN - Anak-anak Panti Nurus Syamsi Bungkal sepakat tidak mau dikunjungi orang tua selama pandemi virus Corona dengan menuliskan komitmen di pamflet, Jumat (27/03/2020).

Ponorogo (republikjatim.com) - Meski masih usia puluhan anak dan remaja yang berada di Panti Nurus Syamsi Bungkal belum dewasa, memiliki kepedulian tinggi terhadap kesehatan. Hal ini dibuktikan saat adanya pandemi virus Corona (Covid-19).

Puluhan santri atau anak asuh panti milik Muhammadiyah ini sepakat meminta agar saudara dan orang tuanya untuk sementara waktu tidak berkunjung atau menjenguk mereka di Panti Nurus Syamsi yang beralamat di Jl Puntodewo Dusun Kudo Desa/Kecamatan Bungkal, Ponorogo.

Selama ini, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Panti Nurus Syamsi memiliki 52 anak asuh (santri) dengan jumlah laki-laki 19 anak dan perempuan 33 anak. Bahkan mereka dijaga pengasuh sehingga tidak sebebas anak kos. Mereka pagi sekolah umum mulai SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA. Sedangkan sore harinya, mereka ikut diniyah dalam panti itu.

Puluhan anak panti ini, rela dan siap tidak bertemu dengan orang tua di kampung halaman. Bahkan rela tidak dijenguk orang tuanya. Tekat ini karena demi kesehatan dan dirinya juga orangtua dan saudaranya.

Mereka menuangkan tekad dan uangkapan hatinya itu ke dalam pamflet. Beberapa pamflet yang dibawa saat berkomitmen bersama kemarin diantaranya berbunyi, Kami Sayang Bapak dan Mamak, Sayangilah Kami Dengan Tidak Bertemu Dulu Sementara Waktu, Panti Tempat Teraman dari Virus Selama Bapak Dan Mamak Tidak Menjenguk Kami, Kami Semua Baik-Baik Saja Disini dan Kami Berdoa Semoga Bapak Dan Mamak Juga Sehat Selalu.

Pesan moral yang dibuat ini sungguh membuat anak-anak sebagian ada yang tegar dan sebagian anak lainnya sempat meneteskan air mata. Padahal di waktu sebelumnya orang tua maupun saudara mereka bebas berkunjung ke Panti. Namun sejak adanya pandemi virua Corona mereka siap tidak ketemu orangtuanya.

"Aturan Panti sebelum 6 bulan anak belum boleh pulang, tapi bebas dikunjungi orangtua. Tapi sejak ada wabah Corona ini malah kami meminta orangtua dan saudara anak asuh tidak menjenguk sebelum wabah Corona hilang dari Indonesia. Jangan menjenguk sebelum pemerintah memberikan penjelasan resmi," kata salah satu anak panti, Nanda.

Nanda yang berasal dari Trenggalek ini mengaku mewakili teman- temannya. Dia sangat menyadari dengan himbauan pemerintah dan guru serta pengasuh pantinya itu.

"Kami masih akan lama bersama orangtua. Tapi sementara ini orang tua biar di rumah dan kami di panti. Kami saling mendoakan agar sehat semua," ungkap siswi kelas 12 SMA ini.

Sementara Bendahara LKSA Panti Nurus Syamsi Bungkal, Bambang Dwi Imsawan mengakui tekat dan komitmen anak asuhnya itu. Menurutnya anak asuhnya tidak perlu dicemaskan orang tua atau saudaranya. Karena mereka selalu dalam pantauan pengasuh.

"Semua dalam pantauan mulai cara cuci tangan yang benar sejak ada pandemi Corona sudah dianjurkan sering cuci tangan setiap selesai apa pun. Untuk kegiatan diluar serta interaksi dengan luar terpantau dan terminimalisir karena pulang sekolah umum libur sesuai anjuran pemerintah hingga April. Sore diniyah juga di dalam panti dan nalam kegiatan keagamaan juga olah raga (tapak suci) di dalam panti," ungkapnya.

Sementara detik ini anak yang sudah di dalam panti dilarang pulang kampung. Selain itu, bagi yang pulang sebelum ada pandemi Corona dianjurkan tidak ke panti dahulu sebelum ada himbauan pemerintah secara resmi.

"Karena anak asuh ada yang dari luar kota seperti Trenggalek, Jambon dan daerah lain di Ponorogo. Semua upaya ini untuk mencegah dan mengantisipasi penyebaran virus Corona di panti," pungkasnya. MalWaw