Bupati Sidoarjo Naikkan Honor Belasan Ribuan Kader Kesehatan Sekaligus Beri Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan


Bupati Sidoarjo Naikkan Honor Belasan Ribuan Kader Kesehatan Sekaligus Beri Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan NAIK - Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali akan menaikkan honor bagi 12.633 kader kesehatan di Sidoarjo dari Rp 30.000 menjadi Rp 50.000 disertai BPJS Ketenagakerjaan, Kamis (25/01/2024).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Sebanyak 12.633 kader kesehatan se Kabupaten Sidoarjo Tahun 2024 ini bakal menerima kenaikan honor. Dari yang semula perbulan menerima honor Rp 25.000 menjadi Rp 30.000, di Tahun 2024 ini dinaikkan lagi menjadi Rp 50.000 perbulan.

Selain itu, Pemkab Sidoarjo juga memberikan perlindungan jaminan sosial lewat BPJS Ketenagakerjaan. Sebelumnya, perlindungan sosial BPJS Ketenagakerjaan kepada belasan ribu kader kesehatan itu diberikan lewat CSR perusahaan. Namun Tahun 2024 ini, sepenuhnya dibiayai APBD Pemkab Sidoarjo.

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali yang akrab disapa Gus Muhdlor mengatakan peningkatan honor kader kesehatan menjadi bentuk perhatian Pemkab Sidoarjo. Karena itu, dirinya meminta kader kesehatan tidak memandang nominal honor yang didapatkan. Akan tetapi, perhatian pemerintah terhadap pengabdian kader kesehatan yang selama ini membantu pemerintah dalam rangka meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Sidoarjo.

"Perhari ini perhatian Pemkab Sidoarjo terhadap pembangunan kesehatan tidak bisa dibantah lagi, baik pembangunan infrastruktur maupun penunjangnya. Terbukti, di Tahun 2024 ini honor kader kesehatan kembali kita naikkan," ujar Gus Muhdlor kepada republikjatim.com, Kamis (25/01/2024).

Gus Muhdlor berharap pemberian honor seperti ini menjadi semangat para kader kesehatan dan tenaga kesehatan dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Selain itu, mereka juga ditugaskan menuntaskan angka stunting.

"Tahun 2024 ini seluruh kader kesehatan yang ada di Kabupaten Sidoarjo juga akan terproteksi dengan BPJS Ketenagakerjaan," imbuh Bupati alumni Fisip Unair Surabaya ini.

Gus Muhdlor menjelaskan kader kesehatan memiliki peran besar bagi pembangunan kesehatan. Mereka, menjadi ujung tombak pemberian pelayanan kesehatan. D itangan mereka derajat kesehatan masyarakat Sidoarjo semakin meningkat.

"Saya berharap ada regenerasi kader kesehatan, meski saya yakin seluruh kader kesehatan yang ada tidak akan mau pensiun sebagai kader kesehatan," tegas Bupati alumni SMAN 4 Sidoarjo ini.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), Fenny Apridawati menjelaskan mulai tahun ini kader kesehatan akan menerima horor Rp 50.000 perbulan. Selain itu, mereka juga akan diproteksi dengan BPJS Ketenagakerjaan. Mereka akan diikutsertakan sebagai pekerja penerima upah. Seluruhnya akan ditanggung Pemkab Sidoarjo.

"Panjenengan diikutkan yang penerima upah. Jadi semisal terjadi kecelakaan, santunannya tidak hanya Rp 70 juta tapi juga ada bea siswa pendidikan sampai perguruan tinggi," paparnya.

Feny menjelaskan sebelumnya terdapat 6.728 kader kesehatan yang diikutkan BPJS Ketenagakerjaan melalui CSR PT Tjiwi Kimia. Mereka kemarin diikutkan sebagai pekerja informal atau pekerja bukan penerima upah. Karena itu, asuransi kecelakaan meninggal dunia yang diterima hanya sebesar Rp 42 juta.

"Yang meninggal yang kemarin diikutkan CSR dapatnya Rp 42 juta, meninggal karena kecelakaan atau tidak itu Rp 42 juta. Seperti Bu Bambang hari ini suaminya menerima santunan Rp 42 juta dari BPJS Ketenagakerjaan," kata Fenny Apridawati saat mendampingi Bupati Sidoarjo menyerahkan santunan BPJS Ketenagakerjaan ketika Sosialisasi Percepatan Penurunan AKI, AKB dan stunting di Hotel Fave Sidoarjo.

Sementara Kader Kesehatan Kelurahan Pucanganom, Kecamatan Sidoarjo Ernawati tampak bahagia atas kenaikan honor itu. Apalagi, ditambah perlindungan BPJS Ketenagakerjaan untuk dirinya dan rekan-rekan sejawatnya. Menurutnya, hal seperti ini menjadi bentuk perhatian Pemkab Sidoarjo kepada masyarakat Sidoarjo yang ikut berkontribusi dalam pembangunan.

"Alhamdulillah seneng sekali yang awalnya Rp 3.000 menjadi Rp 50.000. Ini menambah semangat buat ibu-ibu kader kesehatan untuk terus mengabdi memberikan pelayanan kepada masyarakat," ungkapnya.

Bagi Ernawati secara pribadi, bukan karena honor yang melatarbelakangi dirinya menjadi kader kesehatan. Namun, karena tergerak hatinya untuk membantu masyarakat, khususnya ibu-ibu di sekitarnya agar terhindar dari permasalahan kehamilan. Selain itu, menjadi kader kesehatan, sebagai bentuk sumbangsih dirinya kepada Pemkab Sidoarjo terhadap program pembangunan kesehatan.

"Awalnya karena memang suka membantu di bidang apapun. Sebelum jadi kader kesehatan saya jadi kader lingkungan. Karena pengen menambah pengetahuan, kemudian saya bisa share ke masyarakat khususnya warga untuk meningkatkan kesehatan ibu, balita dan anak," jelasnya.

Ernawati menguraikan belum ada setahun dirinya menjadi kader kesehatan. Akan tetapi sudah banyak ilmu yang didapatnya. Dirinya juga menikmati sebagai kader kesehatan. Kegiatan Posyandu maupun Posbindu akan menjadi ladang pahalanya. Saling sharing dan saling mengenal antar sesama kader kesehatan juga menjadikan dirinya betah menjalani profesi tersebut.

"Saya akan mengabdi sebagai kader kesehatan selama di perlukan. Karena menjadi kader kesehatan bukan beban. Yang terpenting ikhlas menjalaninya. Kami bisa enjoy dalam menjalankan tugas untuk membantu masyarakat," tandasnya. Hel/Waw