BHS - Taufiqulbar Paslon Berlatar Belakang NU, Bakal Saling Isi Jadikan Kota Sidoarjo Lebih Religius


BHS - Taufiqulbar Paslon Berlatar Belakang NU, Bakal Saling Isi Jadikan Kota Sidoarjo Lebih Religius SILATURRAHMI - Pasangan Calon (Paslon) Bambang Haryo Soekartono (BHS) dan M Taufiqulbar bersilaturrahmi dengan sejumlah tokoh masyarakat Sidoarjo sebelum jumpa pers soal latar belakangnya di Media Center BHS JL Diponegoro, Sidoarjo, Sabtu (12/09/2020).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Pasangan Calon (Paslon) Bupati Bambang Haryo Soekartono (BHS) dan Wakil Bupati Taufiqulbar memastikan keduanya memiliki latar belakang Nahdlatul Ulama (NU) kultural. Karena itu, kedua pasangan calon (Paslon) Alumnus ITS Surabaya ini bakal saling mengisi dalam membangun Sidoarjo, terutama dalam menambah fasilitas pendidikan berupa gedung Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang saat ini dinilai masih minim.

Kini, setelah paslon ini mendaftar KPU Sidoarjo, mengikuti serangkaian tes kesehatan dan deklarasi Pilkada Damai di Polresta Sidoarjo, paslon ini terus menggelar konsolidasi. Salah satunya, intensif menggelar konsolidasi dengan lima partai pendukungnya. Yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, PKS, Partai Demokrat dan PPP. Selain konsolidasi dengan unsur partai pengusung, BHS-Taufiqulbar juga menggelar konsolidasi dengan tokoh masyarakat, kalangan nahdliyin, muhammadiyah, kalangan pemuda dan sejumlah ortanisasi kemasyarakatan lainnya.

"Kami ini pasangan yang klop. Kami bisa saling mengisi dalam membangun Sidoarjo agar menjadi lebih baik," ujar BHS, Sabtu (12/09/2020) saat jumpa pers di MC BHS JL Diponegoro Sidoarjo.

Tidak hanya itu, lanjut BHS dirinya dan Taufiqulbar juga siap merangkul Nahdlatul Ulama (NU) untuk mendulang suara dalam Pilkada 9 Desember 2020 mendatang. Apalagi, paslon BHS - Taufiqulbar memastikan pasangan perpaduan nasionalis dan religius.

"Memang saya dan Pak Taufiq tidak di struktur NU, tapi kami juga NU. Secara kultural karena eyang saya Eyang Brawijaya Lima dan Eyang Putri Cempo yang kebetulan garisnya ini Raden Patah sampai ke bawah. Termasuk mungkin juga keluarga Gus Dur dan lainnya ini masuk di garis keluarga kita," ungkap mantan anggota DPR RI periode 2014 - 2019 ini.

Bagi Alumnus Teknik Perkapalan ITS Surabaya ini, jika dirinya dan Taufiqulbar dipercaya memimpin Sidoarjo, berjanji bakal menggandeng tokoh-tokoh NU Sidoarjo dalam mengambil setiap kebijakan. Tidak hanya itu, selain dengan tokoh NU, pihaknya juga bakal menjaga hubungan dengan elemen maupun ormas lainnya.

"Karena saya sering bersilaturrahmi, diskusi dengan NU dan lainnya. Tapi saya tidak pernah mempublikasikan apa yang saya sudah lakukan untuk NU dan lainnya sebelum saya mencalonkan diri sebagai Bupati Sidoarjo. Banyak program yang saya berikan selama saya masih duduk di Komisi V dan Komisi VI DPR RI lima tahun terakhir kemarin, untuk warga Sidoarjo," tegasnya.

Bahkan paslon yang memiliki tagline Sidoarjo Lebih Baik ini juga bakal menjadikan Sidoarjo menjadi kabupaten santri jika diberi amanah memimpin Kota Udang. Salah satunya keinginannya menjadikan Sidoarjo sebagai kota santri dan religius.

"Program utamanya pembangunan Madrasah Ibtidaiyah (Ml) berbasis agama. Misalnya gedung MI bakal ditambah. Jika saat ini jumlah MI se Sidoarjo ada sebanyak 211 sekolah, kita naikkan jumlahnya dua kali lipat," jelasnya.

Sementara Cawabup Taufiqulbar mengaku jika dirinya juga lahir dari kalangan NU. Taufiqulbar mengaku cucunya Ketua MWC NU Sedati H Hasan Dahlan. Tidak hanya dari garis keturunan orangtuanya, Taufiqulbar juga menjelaskan perjuangan mertuanya mendirikan RSI Siti Hajar hingga kini menjadi rumah sakit besar. Padahal, sebelumnya berupa Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA).

"Syuriah NU di Sedati itu mbah saya dari abah saya KH Mubarok. Jadi tidak diragukan lagi ke-NUan saya. Sejak saya belum lahir, abah saya juga ketua GP Ansor Sedati. KH Husain Ilyas Mojokerto, beliau adalah cacak (kakak) saya dari garis orang tua," tandasnya. Hel/Waw