Asal Tidak Pedas, Guru Jepang Smamita Anggap Rasa Bento Sidoarjo Mirip di Negeri Sakura


Asal Tidak Pedas, Guru Jepang Smamita Anggap Rasa Bento Sidoarjo Mirip di Negeri Sakura JURI - Dua Guru Bahasa Jepang Smamita, Kouhei Umeda dan Ai Nishimura menilai Lomba Hias Bento (bekal makanan) dalam memperingati Pekan Bulan Bahasa, Jumat (25/10/2019).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Dua Guru Bahasa Jepang SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita), Kouhei Umeda dan Ai Nishimura menilai bento (bekal makanan) memiliki rasa yang sama dengan bento Jepang. Hal itu diungkapkan setelah guru tamu asal Jepang itu, menilai sekitar 22 menu masakan siswa dan siswi kelas 10, 11, dan 12 Smamita yang turut dalam lomba Lomba Hias Bento itu.

Kedua Guru Bahasa Jepang itu, dijadikan dewan juri dalam sejumlah perlombaan dalam peringatan Pekan Bulan Bahasa. Sejumlah lomba yang diramaikan di Smamita itu diantaranya lomba Musikalisasi Puisi dan Lomba Hias Bento. Kedua lomba ini dijuri langsung para guru dari Negeri Sakura itu.

"Kami memberikan poin nilai mulai 60 sampai 100. Nilai itu akan diisi untuk tiga kategori penilaian. Yakni penampilan makanan, rasa dan kesesuaian tema," terang salah satu Guru Bahasa Jepang, Ai Nishimura kepada republikjatim.com, Jumat (25/10/2019).

Nishimura mengungkapkan untuk kategori penampilan makanan hampir sama nilainya bagus-bagus. Namun untuk kategori penilai kesesuaian tema banyak yang keliru. Alasannya, peserta lomba sebagian tidak menampilkan makanan bekal untuk diluar (bento), akan tetapi berupa makanan camilan.

"Tapi penilaian paling penting pada rasa. Hampir semua makanan bekal di Sidoarjo sama dengan di Jepang asal tidak terlalu pedas. Kalau sangat pedas berarti nilainya kecil," tegasnya.

Guru Bahasa Jepang lainnya, Kouhei Umeda menilai yang paling berbeda antara makanan Jepang dan makanan di Sidoarjo yakni pada nilai pedas dan manis. Sementara makanan di Jepang cenderung terasa asin.

"Tapi semua sudah kami rasakan masakannya bermacam-macam. Mulai pecel, gado-gado, hingga rujak buah. Rasanya enak asal tidak terlalu pedas," ungkapnya.

Sementara salah satu Staf Kesiswaan Smamita, M Nashiiruddin Addaa'i menegaskan dalam sehari itu sekitar 700 siswa Smamita semua mengikuti acara berbagai perlombaan dalam rangka peringatan Pekan Bulan Bahasa. Menurut guru Bahasa Indonesia ini, setiap tahun Pekan Bulan Bahasa selalu diperingati berbagai perlombaan. Hal ini untuk mengasah kemampuan semua siswa dan siswi yang mengikuti sejumlah ekstra kurikuler di sekolah dengan gedung 8 lantai itu.

"Lomba sebagian merupakan ekstra kurikuler siswa. Mulai ekstra kurikuler karawitan hingga ekstra kurikuler memasak bento (makanan bekal Jepang) tapi bahannya semua dari makanan daerah asli Sidoarjo," tandasnya. Waw