Andalkan Limbah Tebu, Nanas dan Durian, Siswa Smamda Sidoarjo Sabet Medali Emas dan Perak di Berbagai Kompetisi Karya Ilmiah


Andalkan Limbah Tebu, Nanas dan Durian, Siswa Smamda Sidoarjo Sabet Medali Emas dan Perak di Berbagai Kompetisi Karya Ilmiah MEDALI - Para siswa dan guru Smamda menunjukkan sejumlah medali emas dan perak serta hasil karya ilmiahnya yang diraih dari hasil mengikuti lomba karya Ilmiah baik berskala nasional, Asian dan internasional selama setahun terakhir, Senin (21/02/2022).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Sejumlah tim Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo meraih beberapa medali emas dan perak dalam berbagai kompetisi karya ilmiah berkelas nasional, asian dan internasional. Para pelajar ini, selama mengikuti berbagai kompetisi itu, mengandalkan bahan baku limbah yang sudah tidak terpakai lagi.

Diantaranya ampas tebu, kulit durian, kulit nanas dan kemiri afkir yang sudah apkir alias tidak terpakai.

Sejumlah kompetisi yang diikuti para pelajar Smamda itu, diantaranya Enviroment and Engineering Competition (WSEEC) 2021 yang diselenggarakan mulai Maret - Juni 2021 dengan memproduksi Hand Sanitizier berhasil menggondol medali emas dan piala utama. Kemudian Global Competition for life Sciences (GLOCOLIS) 2021 yang diselenggarakan mulai Juli - November 2021 dengan produk sabun sekali pakai mendapatkan medali perak serta Indonesia International Applied Science Project Olympiad (i2ASPO) 2021 yang diselenggarakan Nopember - Desember 2021 dengan produk Difuser (vapoor aroma terapi ruangan) behasil menggondol medali perak lagi. Sedangkan terakhir yang belum dilimpahkan adalah memproduksi beo etanol dari bahan baku brutu (pantat) ayam.

"Produk Hand Sanitizer berbahan limbah ampas tebu dari Pabrik Gula (PG) Candi itu berhasil meraih prestasi yang cukup gemilang. Tim KIR Smamd mendapatkan dua penghargaan medali emas sekaligus. Yakni dari World Science Environment and Engineering Competition (WSEEC) 2021 dan penghargaan khusus dari Malaysia Innovation Invention and Creatifity Association (MIICA)," ujar salah satu pembina KIR Smamda Sidoarjo, Ernawati Kristiningrum kepada republikjatim.com, Senin (21/02/2022).

Ernawati menjelaskan siswa dan siswinya berhasil mengolah limbah ampas tebu, kemiri afkir dan kulit durian menjadi cairan hand sanitizer. Produk itu dikerjakan lima siswinya yakni Jihan Faradina, Kanayya Huwaidah Fayyadiyah, Raysha Nazwa Putri Sugiarto, Septamara Aurora Putri Perta dan Vina Rachma Yunita. Saat itu mereka masih kelas XI MIPA 7 tapi kini sekarang kelas XII. Presentasinya secara online.

"Prosesnya setiap peserta mengunggah artikel pada tanggal 7 Juni 2021 dan presentasi 18 Juni 2021 melalui zoom. Peserta kelompok umum mulai SMA hingga perguruan tinggi. Smamda mendapat juri dari Malaysia (MIICA). Padahal, pesertanya dari 21 negara di Eropa dan Asia. Jadi gold medal itu penghargaan dari WSEEC sebagai penelitian terbaik tingkat sekolah. Sedang predikat special award dari juri Malaysia (MIICA)," imbuh guru kimia ini.

Selain itu, Ernawati memaparkan, para siswa ini menemukan limbah ampas tebu yang banyak di Pabrik Gula Candi. Ampas tebu merupakan sumber alkohol karena memiliki kandungan selulosa 52,42 persen. Ampas tebu juga bisa diperoleh dari penjual es sari tebu di pinggir jalan atau bahan ampas tebu dipakai kayu bakar. Bahan itu, difermentasi menjadi etanol atau alkohol. Sedangkan, sumber gliserin dipilih dari kemiri (Aleurites moluccanus) yang afkir dari pasar. Biji kemiri memiliki kandungan minyak nabati yang tinggi yaitu sekitar 57 hingga 69 persen sebagai bahan utama pembuatan gliserin. Kemiri banyak dijumpai di pasar tradisional. Pemilihan kemiri afkir yang remuk bisa membantu pedagang barang itu masih punya harga.

"Untuk bahan antiseptik tetap memakai bahan kimia triklosan sebagai bahan aktif. Karena triklosan memiliki sebagian besar sifat antibakteri. Tetapi juga bersifat antijamur dan antivirus. Campuran bahan ini agar hand sanitizer benar-benar efektif membunuh kuman dan bakteri. Sedangkan aroma pewangi dipilih kulit durian yang memiliki kandungan senyawa tanin, alkaloid, triterpenoid dan flavonoid sebagai bahan anti bakteri. Aroma durian juga kuat. Kulit durian ini diekstrak untuk menghasilkan bibit pewangi. Penelitian ini termasuk baru dan sesuai kondisi dunia butuh hand sanitizer selama pandemi," tegasnya.

Sementara selama ini, sejumlah produk itu sudah diproduksi. Akan tetapi, jumlahnya masih terbatas.

"Paten atau tidak bergantung sekolah. Yang jelas sudah diproduksi dan dibuat souvenir dalam sejumlah pameran sekolah," tandasnya. Hel/Waw