Abdimas UWKS, Terjunkan Tiga Doktor Dampingi Petani Jember Kemas Nilai Ekonomis Jamur Susu


Abdimas UWKS, Terjunkan Tiga Doktor Dampingi Petani Jember Kemas Nilai Ekonomis Jamur Susu JAMUR - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) menugaskan 3 doktor dalam pengabdian masyarakat (Abdimas) mendampingi petani jamur Desa Pondok Jeruk, Tanggul, Jember bertema Komersialisasi Jamur Susu (Calocybe Indica), Selasa (01/06/2021).

Surabaya (republikjatim.com) - Sebanyak tiga doktor tim Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) diterjunkan mendampingi petani jamur di Desa Pondok Jeruk, Kecamatan Tanggul, Jember. Para doktor ini diterjunkan untuk menaikkan nilai ekomonis dan komersialisasi jamur susu (Calocybe Indica) bagi petani jamur di Jember.

Ketiga doktor yang diterjunkan ini diantaranya, Dr Phill Sarah Yuliarini SE M Ak yang tak lain Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UWKS. Sedangkan anggotanya, Dr Suharnanik, S KM MSi dan Dr Titik Inayati, SE MM. Ketiga doktor ini memberi pembekalan kepada kelompok petani jamur soal keterampilan budidaya jamur susu yang bernilai ekonomi tinggi.

"Kami terjun ke masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, UWKS. Kami mendedikasikan diri sebagai universitas yang mendorong para dosen tidak hanya sekedar menjadi dosen biasa. Tetapi, menjadi dosen yang memiliki kompetensi tinggi dalam mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya untuk masyarakat," ujar Ketua Tim Abdimas, Sarah Yuliarini kepada republikjatim.com, Selasa (01/06/2021).

Lebih jauh, Sarah menjelaskan kelompok petani jamur mendapat pembekalan keterampilan soal budidaya jamur susu yang bernilai ekonomi tinggi. Hal ini sebagai produk tambahan dan mengajarkan kepada para petani berbagai produk turunan jamur yang dapat dikembangkan untuk menambah pendapatan keluarga petani. Tim juga memberi pembekalan soal manfaat, syarat dan prosedur bagi para petani jamur membentuk kelompok tani jamur.

"Kegiatan ini dilaksanakan secara langsung dengan menggunakan protokol kesehatan ketat di tempat terbuka. Hasilnya, para petani sangat antusias dalam mengikuti setiap materi dan praktek dibawah bimbingan para doktor UWKS ini," imbuhnya.

Selain itu, lanjut Sarah yang juga Dosen Magister FEB UWKS ini dalam sesi praktek membuat turunan produk hasil olahan jamur menjadi makanan. Diantaranya, seperti sosis, penyedap rasa dan pizza. Saat sosis jamur ini dijadikan pizza, testimoninya dirasakan sangat enak.

"Bahkan rasanya seperti daging. Padahal sosis jamur. Pizza yang dibuat dengan topping jamur dan sosis jamur dinikmati semua peserta yang terlibat," ungkapnya.

Pendampingan ini, dimonitor langsung Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UWKSS. Bahkan Ketua Pusat Pengabdian Masyarakat tim ini merupakan tim Pengabdian Masyarakat yang sangat kompeten di bidangnya. Alasannya, mampu memberikan manfaat langsung kepada petani jamur. Harapannya ilmu yang diberikan tim, mampu meningkatkan produksi jamur lebih berkualitas dan para petani jamur mampu membuat produk turunan jamur. Untuk itu, perlu ditindaklanjuti dengan pembentukan kelompok petani jamur, agar tercapai kesinambungan dalam dukungan modal, penambahan ilmu pengetahuan dan pemasaran yang lebih luas.

"Masukan itu sesuai dengan arahan tim. Yakni tentang pembentukan kelompok usaha tani. Tim akan tetap memantau, memberi pembinaan dan memberi pendampingan berkelanjutan agar hasil usaha petani jamur semakin berkualitas, menggunakan sistem pemasaran yang baik dan mampu menjadi komoditas ekspor," tegasnya.

Sementara pengabdian masyarakat yang dilakukan para dosen UWKS dalam mendampingi masyarakat petani jamur ini membuktikan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi ini dapat berjalan dengan baik. Hal itu sesuai dengan motto UWKS dalam menjunjung tinggi sistem pendidikan berbasis nilai-nilai kebudayaan yang ANGGUNG WIMBUH LINUWIH. Arti selalu tumbuh dan berkembang.

"Sebagai lembaga perguruan tinggi yang terus berupaya agar senantiasa berkembang dan meningkatkan kemajuan yang dicita-citakan dan diharapkan bersama," tandasnya. Hel/Waw