172 Perusahaan Kolaps dan 145 Pindah dari Sidoarjo, Siswa SMK Plus NU Dibekali Job Maching Jelang Kelulusan


172 Perusahaan Kolaps dan 145 Pindah dari Sidoarjo, Siswa SMK Plus NU Dibekali Job Maching Jelang Kelulusan JOB MACHING - SMK Plus NU Sidoarjo (SKANUSDA) menggelar Penyuluhan Bimbingan Jabatan dan Job Marching sebagai persiapan kelulusan siswa - siswi menyambut dunia kerja dihadiri Sekretaris Disnaker dan Ketua BPPNU Walisongo Anis Khoiriyah, Rabu (09/11/2022).

Sidoarjo (republikjatim.com) - SMK Plus NU Sidoarjo (SKANUSDA) menggelar Penyuluhan Bimbingan Jabatan dan Job Maching untuk siswa dan siswi kelas XII. Kegiatan ini, untuk membekali siswa dan siswi SMK Plus NU Sidoarjo menjelang lulus sekolah sekaligus menyambut dunia kerja.

Dalam acara itu, sejumlah perusahaan yang ada di Sidoarjo datang ke sekolah (SMK Plus NU). Selain itu, juga diikuti sejumlah pencari kerja.

"Materi penyuluhan dalam job Maching ini berupa pengetahuan sebelum dan sesudah masuk dunia kerja. Baik bekerja di dalam maupun di luar negeri. Target kami sebelum siswa dan siswi lulus kami menyiapkan bimbingan. Upaya ini agar sebisa mungkin lulusan dari sekolah kami tidak menganggur," ujar Kepala SMK Plus NU Sidoarjo, Nur Muchamad Sholichuddin kepada republikjatim.com, Rabu (09/11/2022) seusai acara pembukaan.

Lebih jauh, Kepala Sekolah (Kasek) yang akrab disapa Cak Sholeh ini menguraikan dalam penyuluhan ini disiapkan beberapa materi yang akan diberikan ke peserta didik kelas XII. Sejumlah materi itu diantaranya sistem antar kerja dalam jaring info lowongan kerja, antar kerja lokal, antar kerja daerah dan antar kerja antar negara.

"Jadi siswa dan siswi kami tidak hanya dipersiapkan untuk bekerja di industri lokalan daerah. Tetapi juga disiapkan untuk bekerja diluar negeri," ungkap Sholeh.

Hal yang sama disampaikan Ketua BPPNU Walisongo, Anis Khoiriyah. Menurutnya, salah satu potensi yang dibuktikan SMK Plus NU Sidoarjo itu sebelum lulus siswa dan siswinya sudah diterima kerja di beberapa perusahaan. Terbanyak diterima di apotek. Selain itu, ada pula lulusan yang lolos seleksi menjadi tenaga kesehatan di Jepang.

"Ini menunjukkan SMK Plus NU meski berstatus sebagai pelajar (karena belum lulus), mereka sudah memiliki kemauan dan kemampuan untuk bekerja di dalam dan diluar negeri. Bahkan sebagian mereka ada yang bisa hidup mandiri dengan menjadi enterpreneur sejak aktif masuk sekolah," tegasnya.

Sementara Sekretaris Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Pemkab Sidoarjo, Happy Setyaningtyas menegaskan peserta didik dan alumni SMK harus memiliki kompetensi lebih. Bahkan lulusan harus tidak hanya siap bekerja tapi juga harus siap membuka usaha dengan berwirausaha.

"Karena sekarang ini menuntut multi kemampuan dan keterampilan (skill). Kalau ingin berwirausaha maka bekalnya tidak cukup dengan hanya bisa memproduksi, tetapi juga harus memiliki kemampuan promosi, packaging, mengerti pasar dan lain-lainnya," paparnya.

Karena itu, Happy mengapresiasi keberadaan sekolah vokasi seperti SMK yang tidak lagi menyumbang pengangguran terbesar. Alasannya, data terbaru yang menyumbang pengangguran di Sidoarjo adalah lulusan SMA, bukan SMK.

"Kami mendorong lulusan SMK untuk berinisiatif membuka usaha mandiri. Karena data terbaru di Disnaker Pemkab Sidoarjo ada 172 perusahaan di Sidoarjo yang kolaps (pailit) alias bangkrut. Selain itu, ada 145 perusaan hengkang (pindah) dari Sidoarjo memilih ke daerah lain yang nilai UMK-nya jauh lebih rendah dari Sidoarjo. Fenomena ini harus dipertimbangkan," tandasnya. Hel/Waw