Wabup Berharap Guru NU Sidoarjo Beri Keteladanan


Wabup Berharap Guru NU Sidoarjo Beri Keteladanan TELADAN - Wabup Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin meminta guru NU mampu memberikan keteladanan dalam acara Pelantikan Pimpinan Cabang Pergunu Sidoarjo di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Sidoarjo, Sabtu, (03/08/2019).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin menilai pendidikan sederhana seperti zaman dahulu dapat menciptakan tokoh-tokoh besar. Seperti halnya KH Hasyim Asyari, KH Wahab Hasbullah maupun KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Hal ini diungkapkan saat menghadiri Pelantikan Pimpinan Cabang Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Sidoarjo di aula Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Sidoarjo, Sabtu, (03/08/2019).

Dalam pelantikan ini menetapkan Abdul Majid sebagai Ketua Pergunu Sidoarjo masa bakti 2019-2024. Pelantikan dilakukan pengurus pusat Pergunu.

"Kami menemukan jawaban saat berkunjung ke salah satu Pondok Pesantren. Kami melihat keteladanan seorang kyai adalah jawabannya. Dibuktikan dengan keberhasilan kyai mengkader santrinya. Ketaatan santri ke kyai juga luar biasa. Hal ini adalah kunci menelurkan seorang tokoh besar. Hal itu dapat menjadi contoh semua guru tidak terkecuali guru NU," kata Nur Ahmad Syaifuddin.

Lebih jauh, Cak Nur meyakini dengan keteladanan sosok kyai akan mencetak generasi bangsa berakhlaktul karimah. Saat ini generasi bangsa tidak hanya butuh ilmu saja. Tapi, karakter yang baik dibutuhkan untuk meneruskan tongkat kepemimpinan.

"Yang diinginkan bukan hanya ilmu saja. Tapi, bagaimana menciptakan karakter-karakter yang betul-betul ahlussunah waljamaah, yang memiliki akhlaktul karimah, mempunyai pengabdian kepada bangsa dan negara yang kita cintai ini," imbuhnya.

Ketua Pergunu Propinsi Jawa Timur, Sururi menjelaskan hal pertama yang harus dilakukan setelah pelantikan melakukan konsolidasi organisasi. Mulai dengan pengurus cabang Pergunu Sidoarjo sampai konsolidasi dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Begitu pula konsolidasi dengan pondok pesantren yang ada.

"Kalau lembaga sekolah ini maju adalah tugasnya Ma'arif. Tapi mencetak guru-guru NU berkualitas menjadi urusan Persatuan Guru NU," tegasnya.

Bagi Sururi usia Pergunu belum baligh (dewasa). Masih belum 10 tahun sejak Pergunu diputuskan sebagai Banom NU dalam Muktamar tingkat III di Makassar. Namun dirinya yakin Pergunu Sidoarjo dapat maju dan berkembang.

"Karena Pergunu Sidoarjo banyak diisi tokoh-tokoh dan pejuang-pejuang NU," paparnya.

Sementara Ketua Pergunu Sidoarjo yang baru saja dilantik Abdul Majid menegaskan saat ini posisi guru sudah mulai tergantikan internet. Google menjadi tempat belajar anak-anak. Namun ada yang tidak tergantikan Google. Yakni keteladanan. Oleh karena itu dirinya berharap, selain menjadi sumber informasi, guru NU juga harus menjadi sumber inspirasi dan keteladan.

"Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Pendidikan bukan tanggung jawab pemerintah saja. Oleh karenanya kami berharap pemerintah dapat melibatkan guru NU dalam upaya meningkatksn SDM guru. Pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, justru yang ada diluar pemerintah memiliki peranan besar memajukan pendidikan," urainya.

Selain itu, kedepan dirinya berharap ada sinergi dengan pemerintah. Hal ini sebagai upaya mengembangkan dunia pendidikan di Sidoarjo. Dalam kesempatan itu, Abdul Majid meminta anggotanya untuk terus mengupdate ilmunya.

"Menjadi guru NU harus memiliki ilmu yang cukup. Guru NU harus terus belajar dan belajar. Apalagi mengembangkan diri adalah tuntutan dan mengembangkan SDM guru NU adalah kewajiban semua," tandasnya. Waw