Terbelit Hutang, Pemilik Bengkel Mobil di Ngawi Tewas Gantung Diri


Terbelit Hutang, Pemilik Bengkel Mobil di Ngawi Tewas Gantung Diri EVAKUASI - Sejumlah anggota Polres Ngawi berusaha mengevakuasi jenazah korban gantung diri, Hari Iriyanto (65) warga Desa Karangasri, Kecamatan/Kabupaten Ngawi, Kamis (06/12/2018).

Ngawi (republikjatim.com) - Seorang pemilik bengkel mobil nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di kamar mandi rumahnya, Kamis (06/12/2018). Dugaan kuat, korban mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri karena terbelit hutang.

Apalagi, sebelumnya korban sudah pernah mencoba bunuh diri dengan cara menyayat urat nadinya menggunakan pisau (cutter). Namun nyawa korban berhasil diselamatkan karena tepergok dan dilarikan warga ke rumah sakit. Selain itu, beberapa bulan terakhir kondisi bengkel mobilnya sepi.

Korban tewas gantung diri itu adalah Hari Iriyanto (65) warga Desa Karangasri, Kecamatan/Kabupaten Ngawi. Mengetahui suaminya tewas mengenaskan istri korban, Ny Suhartati hanya bisa menangis histeris. Ibu 3 anak ini, seolah tak percaya suaminya nekad kembali mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dalam kamar mandi rumahnya itu.

"Saat kejadian istrinya di suruh korban ke warung untuk belanja. Pulang dari warung istrinya kaget dan berteriak minta tolong karena suaminya tewas gantung diri di kamar mandi itu. Padahal, sebelumnya korban sudah sempat mencoba bunuh diri. Tapi, nyawanya masih tertolong warga," terang Gatot tetangga korban, Kamis (06/12/2018) di lokasi kejadian.

Kepala Desa Karangasri, Haryono Seputro menguraikan pasca mengerahui warganya tewas gantung diri, pihaknya langsung lapor ke polisi. Petugas kepolisian dibantu warga langsung dievakuasi dari dalam kamar mandi. Sedangkan seutas tali yang digunakan korban gantung diri diamankan polisi sebagai barang bukti.

"Memang Pak Hari sudah mencoba dua kali. Pertama berusaha memututus urat nadinya tapi tertolong warga. Sekarang gantung diri. Pemicunya masalah ekonomi. Kemungkinan korban punya hutang sementara bengkelnya sepi," ungkapnya.

Sementara itu, Kapolres Ngawi, AKBP Pranatal Hutajulu menegaskan tewasnya korban menambah daftar panjang kasus bunuh diri di Ngawi. Selama sebulan terakhir ada 5 orang tewas dengan cara bunuh diri. Rata-rata korban nekat bunuh diri karena faktor ekonomi.

"Kami harap instansi terkait segera merespon kondisi yang sudah memprihatinkan ini. Sebenarnya dari gejala awal sudah terlihat, aparatur desa seharusnya segera merespon. Misalnya memberikan konseling agar tidak melakukan upaya kedua kali," pintahnya.

Pasca kasus ini, lanjut Pranatal pihaknya bakal berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait baik dari pihak desa, kecamatan maupun Pemkab Ngawi untuk pendataan warga yang mengalami depresi. Selain itu, peran para ulama juga akan dibutuhkan dalam kondisi seperti ini. Yakni melalui pemberian ceramah agar warga tidak depresi saat menanggung beban berat hidupnya.

"Karena korban murni tewas gantung diri, usai divisum bakal langsung diserahkan ke keluarganya agar segera dimakamkan," pungkasnya. And/Waw