Temukan Apar Kadaluarsa, BHS Targetkan 5 Pasar di Sidoarjo Berlabel SNI


Temukan Apar Kadaluarsa, BHS Targetkan 5 Pasar di Sidoarjo Berlabel SNI TAMPUNG - Bacabup Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) menampung aspirasi para pedagang dan pengunjung Pasar Sepanjang, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Rabu (19/02/2020).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) memargetkan 5 pasar tradisional yang tergolong besar di Sidoarjo berlabel Standar Nasional Indonesia (SNI). Hal ini, agar para pedagang dan pengunjung merasa nyaman masuk ke pasar. Selain itu, roda perekonomian masyarakat kalangan menengah ke bawah makin menggeliat.

"Seluruh pasar tradisional di Sidoarjo memang membutuhkan pembenahan. Terutama soal kebersihan dan pos kesehatannya. Tujuannya agar seluruh pasar tradisional ber SNI layaknya pasar Sukodono yang sudah disetujui," terang Bambang Haryo Soekartono kepada republikjatim.com, Rabu (19/02/2020) saat berkunjung ke Pasar Sepanjang, Kecamatan Taman, Sidoarjo.

Lebih jauh pemilik PT Dharma Lautan Utama ini memaparkan kelima pasar yang harus mengantongi SNI itu diantaranya Pasar Larangan, Wadungasri, Porong, Krian dan Pasar Sepanjang. Apalagi kelima pasar besar ini memiliki sumbangsi ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) cukup tinggi yakni mencapai Rp 11 miliar per tahun.

"Karenanya agar pedagang dan pengunjung nyaman pasar harus ber SNI. Selain bersih, ada posko kesehatan, ruang ibu menyusui serta akses keluar masuknya cukup banyak sekaligus dilengkapi moda transportasi massal agar semakin banyak yang belanja ke pasar tradisional," imbuhnya.

Tidak hanya itu, kata Bambang setiap pasar yang tergolong harus dilengkapi dengan Pemadam Kebakaran (PMK). Pihaknya tidak mau lagi ada Alat Pemadam Kebakaran (Apar) yang kadaluarsa selama 3 tahun dibiarkan layaknya di Pasar Sepanjang. Bahkan selama ini jika terjadi kebakaran mengandalkan PMK di Pos Tropodo, Kecamatan Waru dan Pos Wiyung, Surabaya.

"Jelas itu memakan waktu. Padahal standarnya mobil PKM harus datang ke lokasi kebakaran maksimal 15 menit usai ada kebakaran," tegasnya.

Selain itu, BHS berencana bakal menjadikan Stasiun Sepanjang sebagai stasiun pemberhentian setiap Kereta Api (KA) paling ujung utara. Hal ini lantaran berdekatan dengan pasar terbesar dan padat penduduk itu.

"Kalau ada mode transportasi massal KA, angkot maupun lainnya pasti akan semakin menggeliatkan ekonomi di pasar tradisional," paparnya.

Sementara salah seorang pengawas Pasar Sepanjang, Darmo mengaku sudah mengajukan Apar terbaru lantaran Apar yang ada sudah kadaluarsa. Akan tetapi belum mendapatkan persetujuan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Sidoarjo.

"Sudah diajukan. Karena Apar yang lama sudah tidak bisa digunakan (kadaluarsa)," tandasnya sambil menunjukkan surat pengajuan Apar baru. Hel/Waw