Sanuri Warga Tulangan Makan Seadanya Usai Namanya Dicoret dari Penerima Bansos BPNT


Sanuri Warga Tulangan Makan Seadanya Usai Namanya Dicoret dari Penerima Bansos BPNT MISKIN - Sanuri (70) warga Desa Sudimoro, Kecamatan Tulangan terpaksa makan seadanya karena tak menerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di rumahnya yang tidak layak huni, Kamis (20/05/2021).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Warga Desa Sudimoro, Kecamatan Tulangan Sidoarjo, Sanuri terpaksa mulai makan seadanya. Hal itu dilakukan sejak dirinya dicoret dari daftar penerima bantuan sosial (Bansos) program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).

Padahal, pria 70 tahun itu menjadi salah satu tulang punggung bagi keluarganya yang tinggal di rumahnya yang terbuat dari kayu dan bambu itu.

Sanuri mengaku dirinya selama ini sudah menerima bantuan dalam bentuk BPNT sejak program itu bergulir. Akan tetapi, sejak empat bulan terakhir atau mulai Tahun 2021 ini, dirinya tidak lagi menerima kucuran bantuan dari pemerintah pusat itu.

"Karena sudah tidak mendapatkan bansos, kami sekeluarga terpaksa makan seadanya. Jujur kami merasa sangat terbantu dengan bansos itu. Bahkan bansos itu selama ini menjadi andalan kami bertahan hidup," ujar Sanuri kepada republikjatim.com, Kamis (20/05/2021).

Sanuri menceritakan dalam sehari-hari dirinya hanya mengandalkan pendapatan (masukan) dari pekerjaannya sebagai tukang gali makam (kuburan). Selain itu juga dari hasil merawat kambing milik tetangganya dengan sistem bagi hasil. Karena itu, rumahnya pun sangat sederhana dan jauh dari kelayakan dan terkesan sangat memprihatinkan.

"Saya memang tinggal di rumah ini. Seadanya dengan dinding masih terbuat dari bambu dan bangunannya sudah mulai reyot. Di rumah ini, saya tinggal bersama anak dan cucu saya. Ada empat keluarganya saya yang tinggal di rumah ini," ungkapnya.

Sementara kondisi yang menimpa Sanuri itu menjadi salah satu temuan sidak yang dilakukan Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, M Dhamroni Chudlori. Politisi PKB asal Tulang menampung keluhan warganya itu. Rencananya keluhan itu bakal disampaikan dinas terkait dan para pendamping desa.

"Tujuannya agar pendataan tidak terulang lagi sekaligus agar bantuan bisa tepat sasaran," tegasnya.

Bagi pria yang akrab dipanggil Cak Dham ini, jika melihat kondisi kehidupan Sanuri, hal itu diakuinya menjadi warga yang masih layak sebagai peserta penerima bansos BPNT. Alasannya, kondisi rumah dan kehidupannya memprihatinkan.

"Makanya saat upgrade data penerima bansos harus lebih teliti dalam mensurvei lapangan. Ini agar data yang di update benar-benar sesuai kondisi riil di lapangan. Bahkan masalah yang dialami Mbah Sanuri ini tidak akan terulang. Kami akan usaha mengusulkan untuk bisa masuk program bedah rumah untuk memperbaiki rumahnya. Karena kondisinya rumahnya sangat tidak layak lagi," pungkasnya. Hel/Waw