Sambangi Pasar Sukodono, Bambang Haryo Disambati Pedagang Soal Retribusi


Sambangi Pasar Sukodono, Bambang Haryo Disambati Pedagang Soal Retribusi KUNJUNGAN - Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo Soekartono berkunjung untuk menampung keluhan pedagang Pasar Sukodono yang bangunan pasarnya dibangun dengan APBN Tahun 2015 lalu, Senin (08/10/2018).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo Soekartono mendapatkan keluhan dari sejumlah pedagang Pasar Sukodono. Dalam kunjungannya itu, politisi Gerindra ini disambati soal retribusi kios dan los bagi para pedagang.

Salah satu keluhan itu disampaikan pemilik kios Toha pemilik kios ukuran 4 x 4 meter di sisi depan pasar. Suami Wiwik Hamdana ini mengaku keberatan membayar retribusi Rp 1 juta per meter atau Rp 16 juta keseluruhan selama 3 tahun yakni Juni 2017 sampai Juni 2020. Apalagi, ada kabar jika rencana retribusi pemakaian stan/bangunan bakal dinaikkan dari Rp 1 juta per meter naik menjadi Rp 3 juta per meter.

"Jelas kami keberatan. Karena kami biaya relokasi pasar dan lainnya atas biaya sendiri. Kami juga dikenai retribusi harian Rp 5.000 per hari," terangnya kepada republikjatim.com, Senin (08/10/2018).

Hal yang sama disampaikan pemilik los sayur lainnya. Menurutnya jika saat ini pihaknya membayar Rp 500.000 per meter jika punya ukuran luas 9 meter persegi maka dikenakan Rp 4,5 juta.

"Ada informasi tahun selanjutnya yang kena Rp 500.000 per meter menjadi 2,5 juta per meter. Ini memberatkan pedagang. Kalau naik 2 kali lipat tak masalah ini naik 5 kali lipat," imbuhnya.

Sementara itu, anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo Soekartono berusaha menghadirkan Kabid Pasar, Disperindag Pemkab Sidoarjo, Nawari dalam kunjungan itu. Hasilnya, terjadi kesalahpahaman antara pedagang dan Disperindag Pemkab Sidoarjo.

"Saya ke Pasar Sukodono karena saya yang mendorong revitalisasi. Harapannya pasar bisa dimanfaatkan pedagang secara nyama. Tapi tadi ada salah pengertian (miss komunikasi) antara pedagang dan pemerintah. Pedagang menganggap ongkos sewa mahal. Tapi setelah dikonfirmasi dinas harganya 3 selanjutnya lebih. Yakni Rp 150.000 per meter untuk los dan Rp 200.000 per meter untuk kios. Bukan naik menjadi Rp 2,5 juta per meter," ungkapnya.

Anggota Banggar DPR RI ini berjanji mendorong retribusi sewa kios dan los murah. Hal ini agar harga kebutuhan di pasar tradisional juga murah. Namun jika sewa kios dan los mahal bakal memicu kenaikan harga dan inflasi.

"Saya bakal menyerap aspirasi seluruh keluhan di Sidoarjo. Kami mendorong sewa pasar di Sidoarjo lebih murah termasuk di daerah lainnya. Harapannya Sidoarjo menjadi tolak ukur sewa kios termurah di Jatim. Karena sebagai DPR RI Dapil Surabaya - Sidoarjo (Jatim I) saya berkewajiban menampung semua aapirasi. Termasuk program pemerintah yang buntuh seperti pengajuan overpass 2 tahun tak disetujui. Sekarang disetujui pelebaran 3 overpass di Sidoarjo," ungkapnya.

Sementara Kabid Pasar, Disperindag Pemkab Sidoarjo, Nawari usai berdialog dengan perwakilan pedagang Pasar Sukodono menegaskan terjadi miss komunikasi. Baginya perubahan retribusi tidak ada kenaikan. Pihaknya mengakui tahun awal setelah pasar diserahkan Pemkab Sidoarjo retribusi Rp 1 juta per meter untuk kios dan Rp 500.000 per meter untuk los. Hal ini berjalan selama 3 tahun saja. Namun tiga tahun selanjutnya malah turun yakni menjadi Rp 150.000 per meter untuk los dan Rp 200.000 per meter untuk kios.

"Tahap pertama memang hanya sebagai pengendalian dinas saja. Itu berlaku sampai 3 tahun berikutnya bakal turun itu retribusinya. Ini sesuai Perda Nomor 7 Tahun 2012 dan ada perubahan khusus tatif di Perbup Nomor 22 Tahun 2017. Isinya sama hanya tarifnya saja yang diubah," pungkasnya. Waw