Puluhan Siswa MAIT Darul Fikri Sidoarjo Belajar Kepemimpinan ke Malaysia


Puluhan Siswa MAIT Darul Fikri Sidoarjo Belajar Kepemimpinan ke Malaysia KUNJUNGAN - Sebanyak 34 siswa dan 4 guru pendamping Madrasah Aliyah Islam Terpadu (MAIT) Darul Fikri Sidoarjo berkunjung ke Universiti Kebangsaan Malaysia untuk belajar kepemimpinan lewat program Global Leadership Program (GLP), Jumat (26/04/2019).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Sedikitnya 34 siswa dan siswi kelas 11 dan 4 guru pendamping Madrasah Aliyah Islam Terpadu (MAIT) Darul Fikri Sidoarjo berkunjung ke Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Dalam kunjung selama 5 hari mulai 22 hingga 26 April 2019 ini mereka belajar masalah kepemimpinan melalui Global Leadership Program (GLP) yang diterapkan sekolah para Tanfidz Al Quran ini.

"Di kampus negeri Malaysia itu, kami tidak hanya belajar kepemimpinan. Tetapi juga belajar budaya dan bahasa. Karena di Malaysia dialognya hanya menggunakan 2 bahasa yakni Bahasa Melayu dan Bahasa Inggris," terang salah satu siswa yang ikut kunjungan ke Malaysia, M Hudzaifah kepada republikjatim.com, Minggu (28/04/2019).

Lebih jauh siswa kelas 11 IPA ini mengaku dalam hitungan beberapa jam, dirinya bersama rekan-rekannya diajak belajar 3 jenis kepemimpinan. Diantaranya soal Otokrasi, Demokrasi, dan Demarkasi. Selain itu, para siswa ditemui para dosen, mahasiswa, pejabat kampus serta para doktor dan profesor di kampus itu. Bahkan diajak simulasi untuk membangun sebuah negara beserta sistemnya.

"Artinya saya bersama rombongan 33 siswa dan siswi lain itu diajak membangun negara dan sistem pemerintahnnya. Hal ini menunjukkan adanya sistem pembelajaran langsung tidak berkutat soal teori saja," imbuh siswa yang juga menjabat Ketua OSIS MAIT Darul Fikri Sidoarjo ini.

Bahkan juga diajari tentang public speaking serta diajari menjadi presenter. Saat keliling kampung dan sejumlah kota juga belajar budaya antre dan tertib saat Malaysia sebagai negara jujukan warga lain. Mulai dari warga Bangladesh, India, Indonesia, Cina maupun warga Amerika dan Eropa tetap mengutamakan budaya antrean yang tertib.

"Jangankan masuk kampus. Antre masuk KRL saja tertib. Di Malaysia dikenal sangat disiplin dan on time. Acara jam 08.00 harus hadir 10 menit sebelum acara," ungkapnya.

Sementara jika siswa kelas 11 diajak keliling kampung diluar negeri agar tidak berkutat di Indonesia saat berkuliah, untuk siswa kelas 10 MAIT Darul Fikri juga berkunjung ke kampus-kampus. Hanya saja, siswa kelas 10 diajak keliling kampus negeri di Indonesia dalam waktu bersamaan lewat program Goes To Campus. Diantaranya ke Unibraw, ITS, Unair, UGM, IPB, maupun ke UI.

Sementara Kepala MAIT Darul Fikri, Angga Wahyu Wardana menegaskan kunjungan ke kampus-kampus itu, lantaran sekolahnya selain ingin mencetak siswa Tahfidh Al Qur an hingga 30 juz juga ingin mencetak siswa memiliki kemampuan kepemimpinan yang mumpuni. Karenanya, pihaknya mengajak puluhan siswa siswinya me Universiti Kebangsaan Malaysia itu agar mendapatkan wawasan global serta menggalih ilmu kepemimpinan. Selain itu, kunjungan ini juga membangun kerjasama dengan kampus di negeri Jiran itu.

"GLP merupakan kegaitan untuk para siswa siswi (santri) ini sengaja didesign untuk memberikan wawasan global tentang leadership dan keagamaan. Mereka belajar ke Malaysia untuk mengeksplor segala budaya yang ada di sana hingga bisa mendapatkan wasasan secara global," tandasnya. Waw