Omzet Pedagang Sentra Kuliner Gajahmada Anjlok, BHS Siapkan Konsep Penataan Ulang dan Hiburan


Omzet Pedagang Sentra Kuliner Gajahmada Anjlok, BHS Siapkan Konsep Penataan Ulang dan Hiburan DISAMBATI - Bacabup Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) disambati PKL penghuni Sentra Kuliner Gajahmada yang omzetnya turun 80 persen selak pelaksanaan PSBB di Sidoarjo dan Pandemi Covid-19, Senin (04/05/2020).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambanga Haryo Soekartono (BHS) langsung mendengarkan keluhan para pedagang yang menempati Sentra Kuliner Gajahmada, Sidoarjo, Senin (04/05/2020). Ini menyusul, saat pembagian sembako BHS Peduli terhadap dampak Covid-19 di sekitar Kelurahan Kauman, Kecamatan Sidoarjo, pada pedagang yang tak lain bekas Pedagang Kali Lima (PKL) JL Gajahmada itu mengeluh.

Para pedagang ini, rata-rata mengeluhkan omzetnya yang menurun drastis sejak adanya pandemi Covid-19 dan pelaksanaan Pembasaan Sosial Berskala Besar (PSBB). Bahkan omzetnya menurun hingga 75 sampai 80 persen per hari. Keluhan itu disampaikan mulai pedagang kopi hingga makanan siap saji seperti penyetan.

"Sebelumnya permintaan bisa 50 sampai 60 porsi dalam beberapa jam berjualan. Sekarang sehari ada permintaan 10 sampai 15 porsi saja sudah bagus. Karena sangat sepi pembeli. Beda saat masih di jalan dulu," ucap Sunarti salah seorang pedagang penyetan di Sentra Kuliner Gajahmada, Sidoarjo, Senin (04/05/2020).

Menanggapi keluhan pedagang itu, BHS menilai Sentra Kuliner Gajahmada bangunannya sangat bagus, strategis dan bersih. Oleh karenanya, harus bisa dikembangkan. Apalagi selama pandemu Covid-19 dan pelaksanaan PSBB omzet pedagang menurun drastis hingga 80 persen itu.

"Seyogyanya Pemda Sidoarjo memberikan pembebasan retribusi selama 1 tahun bagi pedagang. Meski retribusi tidak besar Rp 12.000 per hari, itu cukup meringankan dan mengurangi biaya operasional pedagang. Pembebasan retribusi saat pandemi sangat membantu pedagang," pintahnya.

Sedangkan agar Sentra Kuliner Gajahmada kembali ramai dan diminati pembeli, lanjut Bambang Haryo dibutuhkan penataan ulang terutama untuk pengelompokan pedagang. Misalnya grup pedagang rawon dan soto dijadikan satu dan lainnya. Selain penataan ulang juga dibutuhkan sosialisasi ke masyarakat jika makanan di sentar kuliner itu enak-enak, bermutu, terjamin dan bersih. Sekaligus disiapkan hiburan misalnya live music setiap Jumat dan Sabtu agar pengunjungnya semakin ramai.

"Kalau sekarang setiap waktu yang diperbolehkan pemerintah warga bisa memesan makanan dan nimunam sejak pukul 11.00 hingga pukul 21.00 WIB. Kami mohon masyarakat Sidoarjo bisa beli disini agar menyemarakkan kembali kuliner makanan dan minuman disini. Apalagi bisa dipesan online. Pembelian produk kuliner ini akan menambah 20 persen omset pedagang. Silahkan beli makanan Sidoarjo di Sentra Kuliner Gajahmada jangan di Surabaya," tegasnya.

Sementara dalam acara BHS Peduli itu, sembako tidak hanya dibagikan ke para janda, warga miskin, PKL serta penjaga makam Taman Makam Pahlawan serta penjaga Makam Bupati Pertama Sidoarjo, RT Notopuro yang bergelar RTP Tjokronegoro I di makam Asri Hing Pendhem di belakang Masjid Agung Sidoarjo. Akan tetapi juga diberikan ke tukang becak, tukang penarik gerobak sampah serta penjaga perlintasan KA tak berpalang pintu seperti di Kelurahan Pucang, Kecamatan Sidoarjo.

"Semoga bantuan ini bisa bermanfaat saat pelaksanaan PSBB. Yang kami beri bantuan sembako adalah mereka yang terdampak Covid-19. Apalagi sebagian pendapatannya kecil ada yang Rp 300.000 per bulan. Saya rasa tidak cukup uang sebesar itu karena selama Corona semua serba mahal," tandasnya. Hel/Waw