Omzet Menurun Sejak Covid-19, BHS Fasilitasi Produsen Roti Rescheduling Pembayaran Pinjaman


Omzet Menurun Sejak Covid-19, BHS Fasilitasi Produsen Roti Rescheduling Pembayaran Pinjaman PRODUSEN ROTI - Bacabup Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) menampung aspirasi UMKM Produsen Roti di Desa Kepuhkerimi, Kecamatan Tulanngan, Sidoarjo, Sabtu (15/08/2020).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Bakal Calon Bupati (Bacabup) Bambang Haryo Soekartono (BHS) siap mengakomodir dan memfasilitasi para pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk mendapatkan keringanan rescheduling (penjadwalan) pembayaran pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR). Hal ini disampaikan agar pemilik UMKM di Sidoarjo yang terlanjur mendapatkan pinjaman KUR bisa mendapatkan keringanan pembayaran pinjaman lantaran mereka juga terdampak adanya pandemi Covid-19.

Salah satunya yang bakal dibantu BHS mendapatkan penjadwalan ulang pembayaran pinjaman itu adalah pemilik UMKM Roti Desa Kepuhkemiri, Kecamatan Tulangan, Sidoarjo. Dalam kunjungan itu, BHS mendapatkan keluhan tentang menurunnya permintaan produk roti yang berimbas menurunnya omzet produsen roti akibat pandemi Covid-19 itu. Padahal, pemilik UMKM Roti ini harus mulai membayar angsuran pinjaman modal usahanya itu.

"Saya siap memfasilitasi pemilik UMKM Roti ini untuk membantu pengajuan rescheduling (penjadwalan ulang) pembayaran cicilan. Kalau misalnya nanti masih kesulitan, saya akan bantu negoisasi dengan bank untuk bisa direalisasikan rescheduling pembayaran pinjaman itu," ujar BHS kepada republikjatim.com, Sabtu (15/08/2020).

Sejak adanya pandemi Covid-19, lanjut mantan anggota DPR RI ini, UMKM bisa mengajukan pembayaran angsuran dan bunga pinjaman modal mundur dari jadwal semula akibat pandemi Covid-19. Apalagi, Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan fasilitas subsidi itu untuk UMKM yang terkena dampak Covid-19.

"Nah, fasilitas dari Pak Jokowi ini harus bisa dimanfaatkan para pemilik UMKM termasuk ibu pemilik UMKM roti ini," imbuhnya.

Selain itu, kata Alumnus ITS Surabaya ini, pihaknya sangat memberi apresiasi pada usaha pembuatan roti milik Lilis Sri Indah. Karena, dirinya tidak mengira di desa terpencil itu terdapat industri roti yang berkualitas.

"Langkah pemilik UMKM ini patut diapresiasi. Apalagi sudah mampu mempekerjakan sekitar 20 warga sekitarnya. Ini tentu bisa memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi di wilayah desa ini dan bagi Sidoarjo," tegasnya.

Bagi Bacabup yang sudah mengantongi rekomendasi resmi Partai Gerindra ini, pihaknya juga bakal mendampingi UMKM produsen roti ini. Hal inu agar segera bisa mendapatkan sertifikasi halal, ijin BPOM dan lain sebagainya secara gratis. BHS menilai pembuatan hingga pengemasan roti ini dinilainya sudah cukup bagus dan higienis.

"Usaha ini sudah bisa disertifikasi. Tapi kalau pemilik mau menunda juga tidak masalah. Usaha ini juga harus didampingi dinas terkait mulai produksi hingga pemasarannya. Kalau saya diamanahi sebagai Bupati Sidoarjo, saya bakal menugaskan Disperindag untuk mendampingi secara intens UMKM roti ini," jelasnya.

Tidak hanya itu, Disperindag Pemkab Sidoarjo, menurut BHS juga harus siap memberi pendampingan pemasaran secara online. Bantuan pemasaran online ini untuk mendongkrak permintaan dan kenaikan omzet. Apalagi, selama ini pemasarannya masih bersifat manual dan offline.

"Saya berharap roti buatan UMKM Sidoarjo, diantaranya yang diproduksi di Desa Kepuhkemiri ini, juga dibeli oleh masyarakat Sidoarjo. Karena usaha ini membantu pertumbuhan UMKM di Sidoarjo dan menyedot tenaga kerja," pintahnya.

Sementara pemilik UMKM Roti Kepuhkemiri, Ny Lilis Sri Indah mengaku sudah menjalankan usaha ini selama lima tahun terakhir. Selama itu, tidak perna mendapatkan kendala berarti kecuali bantuan permodalan. Namun, akibat pandemi Covid-19, permintaan dan omzetnya roti dari Malang dan Pasuruan menurun drastis. Menurutnya, biasanya seminggu mampu mengirim 5.000-7.000 bungkus roti, kini sajak Pandemi Covid-19, baru empat kali kirim ke Malang dengan jumlah permintaan 1.500 bungkus roti saja.

"Selama ini, rata-rata per hari kami mampu memproduksi roti antara 1.500 sampai 9.000 bungkus dengan mempekerjakan sekitar 20 warga sekitar. Memang pekerja kami mayoritas ibu-ibu. Meski berkembang usaha saya ini belum pernah mendapat bantuan apa pun dari Pemkab Sidoarjo. Bantuan permodalan KUR juga atas inisiatif pribadi untuk pembelian mesin pengemasan," tandasnya. Rto/Hel/Waw