Khofifah : Tracing Tak Maksimal, Kasus Positif Covid-19 di Sidoarjo Tinggi


Khofifah : Tracing Tak Maksimal, Kasus Positif Covid-19 di Sidoarjo Tinggi EVALUASI - Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengevaluasi kinerja penanganan Covid-19 Sidoarjo yang dianggap kurang serius melaksanakan tracing hingga kasus penularan terus naik saat di Pendopo Delta Wibawa, Rabu (17/06/2020) malam.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Kasus positif Covid-19 di Sidoarjo masih menunjukkan angka yang tinggi. Sampai Rabu (17/06/2020) malam, jumlah kasus terkonfirmasi positif mencapai 1.057 orang.

Bahkan sejak diberlakukan masa transisi new normal rata-rata ada penambahan kasus positif 32 orang per hari. Sidoarjo termasuk daerah dengan kasus tertinggi di Jawa Timur setelah kota Surabaya.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meminta kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidorjo untuk menentukan langkah-langkah yang kongkrit agar penyebaran Covid-19 di Sidoarjo bisa terkendali. Berdasarkan hasil evaluasi masa transisi new normal di Sidoarjo, Khofifah menilai tracing yang dilakukan Sidoarjo masih belum maksimal. Terutama klaster pasar di daerah Kecamatan Taman dan Kecamatan Waru.

"Di kedua kecamatan itu merupakan daerah paling tinggi jumlah kasus positifnya. Kemudian disusul kecamatan Sidoarjo. Kami melihat tren kenaikan kasus positif di Sidoarjo masih tinggi, terutama di Waru, Taman dan Sidoarjo. Jumlah kasus positif di Sidoarjo dipredikasi terus meningkat karena akan dilakukan test swab massal dengan mobil PCR," ujar Khofifah Indar Parawansa di Pendopo Delta Wibawa, Rabu (17/06/2020) malam.

Selain itu, Khofifah menilai tracing yang dilakukan Pemkav Sidoarjo masih belum optimal. Berdasarkan hasil evaluasi menunjukkan bahwa Sidoarjo belum maksimal dalam melakukan tracing.

"Karena itu, banyak ditemukan kasus baru dan jumlah positif terus mengalami kenaikan," tegasnya.

Sementara Plt Bupati sekaligus Ketua Gugus Penanganan Covid-19 Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin mengaku sudah merencanakan bakal melakukan rapid test massal. Saat ini, pihaknya sudah memesan 50.000 rapid test. Sidoarjo juga sudah melakukan rapid test sebanyak 8.000 orang.

"Langkah pertama yang akan dilakukan dengan memaksimalkan tracing. Kedua kami sudah pesan 50.000 rapid test. Terutama di daerah zona merah akan dilakukan rapid test massal. Langkah ini dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran. Jika ada temuan kasus reaktif maka akan dilakukan test swab mobil PCR yang sudah disiapkan di GOR," tandasnya. Hel/Waw