Jadi Rebutan Selfie Ibu-Ibu, BHS Dorong Revitalisasi Pasar Krembung


Jadi Rebutan Selfie Ibu-Ibu, BHS Dorong Revitalisasi Pasar Krembung SELFIE - Sejumlah pedagang dan pengunjung Pasar Krembung berebut untuk berswafoto bersama Bacabup Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) yang mengunjungi pasar bersama istri dan timnya untuk membagikan masker, Sabtu (06/06/2020).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) bersama istri dan timnya mendatangi Pasar Krembung, Sidoarjo, Sabtu (06/06/2020). Kehadiran Bacabup Sidoarjo ini, langsung disambut para pedagang dan pengunjung pasar tradisional itu. Mereka mengajak BHS beserta istrinya untuk berswafoto (selfie).

Usai berdialog dengan para pejabat Pasar Krembung serta para pedagang, BHS menilai jika sudah selayaknya Pasar Krembung direvitalisasi. Menurutnya, Pasar Krembung adalah pasar yang sangat ideal. Selain berdekatan langsung dengan Puskesmas Krembung juga sudah mampu menampung sekitar 300 pedagang. Sedangkan pengunjung pasar ini, rata-rata mencapai lebih dari 1.500 orang per hari.

"Pasar Krembung merupakan pasar yang sangat potensial dalam kebutuhan masyarakat. Seharusnya pasar ini direvitalisasi agar bisa menjadi pasar sesuai standar. Syukur-syukur bisa menjadi pasar Standar Nasional Indonesia (SNI)," terang Bambang Haryo kepada republikjatim.com, Sabtu (06/06/2020) saat pengecekan penyemprotan disinfektan, pembagian masker dan sembako.

Karena itu, lanjut anggota DPRD RI periode 2014 - 2019 ini, seharusnya Pasar Krembung mendapatkan perhatian serius dari pemerintah daerah. Terutama untuk direvitalisasi. Akan tetapi, saat direvitalisasi tidak mengganggu operasiplonal pasar. Selain itu, setelah direvitalisasi (dibangun), kami harap sewanya jangan dinaikkan atau menjadi lebih mahal.

"Nah, image (citra) ini harus disampaikan ke masyarakat. Kalau direvitalisasi jangan mengganggu operasional dan jangan sampai membebani pedagang. Karena mereka sudah memberi kontribusi untuk perekonomian wilayah Krembung. Revitalisasi ini agar pasar semakin nyaman," imbuhnya.

Selama pandemi Covid-19, lanjut Bambang para pedagang pasar merasakan ada penurunan hasil perjualan. Selain itu, sejumlah harga kebutuhan pokok di pasar tradisional juga bertambah mahal. Padahal, kata BHS seharusnya saat pandemi Covid-19, sebanyak 11 komoditas dan kebutuhan pokok harganya harus stabil. Karena dijamin pemerintah sesuai Undang-Undang Nonor 7 Tahun 2014 atau Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71.

"Komoditas kebutuhan pokok harus murah. Kalau perlu Sidoarjo bisa swasembada 11 komoditas kebutuhan pokok itu. Mulai gula, beras, jagung, kedelai termaauk ayam dan telur. Contohnya saat ini harga ayam potong Rp 38.000 per kilogram. Padahal standar harganya berkisar antara Rp 26.000 sampai Rp 28.000 per kilogram. Ini naiknya lebih dari 30 persen. Ini warning (peringatan) agar pemerintah daerah bisa ikut berpartisipasi menjaga stabilitas harga komoditas. Misalnya bertemu suplier (pemasok) untuk mencari solusi agar pedagang bisa berjualan lebih murah dari wilayah Jatim lainnya," tegas alumnus ITS Surabaya ini.

Sementara soal adanya Alat Pemadam Kebakaran (Apar), lanjut BHS rata-rata seluruh pasar tradisional di Sidoarjo tabung Aparnya sudah experied atau sudah melebihi batas (kadaluarsa). Dia mencontohkan Apar di Pasar Krembung sudah 3 tahun. Hal itu, menyebabkan tabung Apar tak bisa digunakan. Padahal tabung Apar seharusnya setiap tahun harus diperbaiki.

"Setiap titik awal api harus bisa dipadamkan menggunakan tabung Apar. Kalau tidak bisa dipadamkan harus difaslitasi Mobil Pemadam Kebakaran (PMK). Untuk Pasar Krembung mengandalkan keterjangkauan PMK Porong. Perjalananya menuju Krembung sekitar 15 menit. Sebisa mungkin PMK harus didekatkan lagi dengan daya jangkau 10 menit atau 5 menit. Tentu itu akan saya dilengkapi saat diamanahi menjadi Bupati Sidoarjo," tandasnya. Hel/Waw