Ekonom Umsida : Program KURMA Jawab Tantangan Peran Perempuan Sidoarjo Mandiri Berdaya Secara Ekonomi


Ekonom Umsida : Program KURMA Jawab Tantangan Peran Perempuan Sidoarjo Mandiri Berdaya Secara Ekonomi PAPARAN - Ekonom Umsida, Isna Fitria Agustina mengakui antusias melihat perkembangan program KURMA sebagai inisiatif langkah yang tepat dalam mengatasi kesenjangan gender di sektor ekonomi, Rabu (31/05/2023).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Program Kelompok Usaha Perempuan Mandiri (KURMA) yang dijalankan di Pemkab Sidoarjo mendapat perhatian dari pakar ekonomi Sidoarjo. Program ini dirancang untuk meningkatkan peran perempuan dalam perekonomian daerah dan memberikan dukungan kepada kelompok usaha perempuan lokal.

Sejauh ini, program ini menunjukkan potensi yang kuat dalam mendorong pengembangan ekonomi lokal serta memberdayakan perempuan mandiri secara ekonomi.

Pakar Ekonomi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Isna Fitria Agustina mengaku sangat antusias melihat perkembangan program KURMA. Menurutnya, inisiatif ini menjadi langkah yang tepat dalam mengatasi kesenjangan gender di sektor ekonomi.

"Perempuan memiliki potensi besar sebagai agen perubahan ekonomi. Tapi, mereka sering menghadapi tantangan seperti akses terbatas terhadap modal, keterbatasan pengetahuan bisnis dan kesulitan mendapatkan pelatihan. Sekarang dengan program KURMA, mampu mengatasi hambatan ini dan memberi dukungan komprehensif kepada kelompok usaha perempuan," ujar Isna Fitria Agustina kepada republikjatim.com, Rabu (31/03/2023).

Isna menambahkan, program KURMA memberikan berbagai fasilitas kepada kelompok usaha perempuan. Yakni mulai dari pendanaan sebesar Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per kelompok, pelatihan dan tentunya pendampingan. Dengan dukungan ini, perempuan di Sidoarjo dapat mengembangkan usaha mereka dan memperoleh kemandirian ekonomi. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk memperkuat keterampilan perempuan dalam memasarkan produk mereka dan memperluas jaringan bisnis.

"Program ini sangat bagus. Yang masih menjadi kendala adalah butuh pendampingan secara berkelanjutan. Yakni menumbuhkan etos dan motivasi dari perempuan mandiri. Saat ini, banyak di lapangan yang sudah mendapatkan KURMA malah terkadang tidak siap untuk menjadi UMKM yang go to ekspor. Karena butuh SDM yang lebih banyak dan permodalan yang lebih besar. Kami harap pemerintah ikut memberikan motivasi kepada perempuan atas pandangan luas tentang go to ekspor itu," ungkap dosen administrasi keuangan Umsida ini.

Isna juga berharap agar ke depan ada sinergitas antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun pihak terkait agar tercipta good governance. Tujuannya, agar mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sidoarjo. Dirinya mencontohkan, jika ada UMKM yang butuh modal dan sudah berkembang, maka bisa dilakukan kerjasama dengan mahasiswa atau dengan dinas terkait seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Keluarga Berencana (DP3AKB) Pemkab Sidoarjo agar tahu fokus perempuan mana yang perlu diberdayakan.

"Ketika perempuan secara aktif terlibat dalam perekonomian, itu dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Perempuan juga cenderung menggunakan penghasilan mereka untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan meningkatkan kesejahteraan rumah tangga secara keseluruhan," tegasnya.

Selain itu, fenomena mulai melek legalitas pelaku usaha perempuan yang terlihat sejak setahun terakhir juga sangat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di Sidoarjo. Hal ini, juga bertepatan saat KURMA pertama kali diluncurkan yaitu sejak Tahun 2022 lalu. Banyak kelompok usaha perempuan yang berhasil meningkatkan produksi dan memperluas pasar mereka.

"Para penerima program KURMA juga melaporkan peningkatan pendapatan dan peningkatan kualitas hidup," jelasnya.

Meskipun demikian, pihaknya menekankan pentingnya evaluasi dan pemantauan program KURMA secara berkala untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas program bantuan permodalan dan pendampingan usaha kelompok perempuan ini.

"Evaluasi untuk program KURMA dalam jangka panjang dibutuhkan. Karena, program ini harus mampu menghasilkan dampak yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi perempuan dan masyarakat Sidoarjo secara keseluruhan," pungkasnya. Hel/Waw