Dorong Masuk MURI dan Ekstra Kurikuler, BHS Siap Kenalkan Musik Patrol Sidoarjo hingga Mancanegara


Dorong Masuk MURI dan Ekstra Kurikuler, BHS Siap Kenalkan Musik Patrol Sidoarjo hingga Mancanegara MUSIK PATROL - Bacabup Bambang Haryo Soekartono (BHS) menikmati alunan musik patrol yang menyambut kedatangan di Rumah Budaya dan Sejarah Desa Wunut, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Rabu (12/08/2020) sore.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Keseriusan perhatian Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo, Bambang Haryo Soekartono (BHS) terhadap kesenian dan kebudaya asli Sidoarjo tinggi. Salah satu perhatian itu diberikan ke seni Musik Patrol yang dikenal sebagai asli Budaya Arek dan semakin berkembang di Sidoarjo.

"Diakui atau tidak, sekarang ini seni Musik Patrol banyak diminati masyarakat. Pertunjukan Musik Patrol tidak hanya diikuti kalangan orang tua, akan tetapi juga dinikmati anak muda, remaja serta disukai kalangan pelajar dan anak-anak. Karena Musik Patrol sangat menarik. Mulai alunan musik, gaya joget pemain hingga kostum yang dikenakan para pemain. Ini harus dikembangkan maksimal," ujar BHS saat berdialog soal Musik Patrol di Rumah Budaya dan Sejarah Desa Wunut, Kecamatan Porong, Sidoarjo, Rabu (12/08/2020) sore.

Lebih jauh, Bacabup yang sudah secara resmi mengantongi rekomendasi Partai Gerindra ini menjelaskan agar Musik Patrol semakin berkembang dan terus lestari, saat diamanahi sebagai Bupati Sidoarjo, dirinya bakal lebih intens menggelar kompetisi dan festival seni Musik Patrol. Berdasarkan datanya, saat ini sudah ada sekitar 200 grup Musik Patrol di Sidoarjo. Salah satunya grup Musik Patrol di Desa Wunut yang sudah memiliki berbagai prestasi di tingkat Kabupaten Sidoarjo itu.

"Agar lebih berkembang lagi, selain menggelar event kompetisi Musik Patrol, saya juga bakal memfasilitasi sosialisasi Musik Patrol hingga seluruh Indonesia. Bahkan hingga mancanegara dan dunia internasional. Ini karena sebenarnya kita punya seni budaya yang luar biasa. Saya juga bakal melibatkan grup Musik Patrol di sejumlah event resmi. Mulai event peringatan HUT Kemerdekaan RI, Hari Jadi Sidoarjo, Tahun Baru Muharram dan Tahun Baru Masehi agar masing-masing Musik Patrol di setiap kecamatan memiliki ciri khas sendiri-sendiri," imbuhnya.

Alumnus ITS Surabaya ini menegaskan dirinya berkeinginan Musik Patrol bisa dinikmati warga Sidoarjo melalui event yang berskala nasional. Salah satunya dengan menggagas Festival 1.000 Musik Patrol di alun-alun Sidoarjo. Para pemain Musik Patrol ini merupakan yang terbaik, hasil penyaringan dari ratusan grup Musik Patrol di Sidoarjo. Rencana ini agar mampu memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) melalui pertunjukan Musik Patrol dengan satu alunan musik, irama dan tarian yang sama.

"Termasuk agar tetap lestari, Musik Patrol akan dimasukkan dalam ekstra kulikuler di sekolah. Baik setingkat SD, SMP maupun setingkat SMA," tegasnya.

Sementara Pemilik Rumah Budaya dan Sejarah Desa, Sukarno memaparkan Musik Patrol merupakan budaya Arek yang meliputi Sidoarjo, Surabaya, Gresik, Lamongan, Tuban, Jombang, Mojokerto dan Malang. Menurutnya, ciri khas grup musik Patrol ada di permainan alat kentongan bambu.

"Kalau dulu, musik ini dimainkan warga desa dengan keliling desa saat malam hari. Tujuannya untuk menjaga keamanan lingkungan. Nah, kata patrol (patroli) itu menjaga keamanan. Dulu waktu saya kecil, setiap malam ada 3 sampai 5 orang menabuh kentongan dan menggugah (membangunkan) orang agar tidak tidur. Waktunya sekitar pukul 00 hingga 02.00 WIB. Itu untuk keamanan. Kalau ada pencuri nggak bisa, karena orang yang di dalam rumah melek (bangun)," ungkapnya.

Selain itu, Sukarno menilai Musik Patrol juga sudah dimanfaatkan untuk membangunkan warga saat hendak makan sahur saat bulan puasa atau bulan Ramadhan. Lama kelamaan, Musik Patrol akhirnya menjadi seni pertunjukan dan diminati semua kalangan masyarakat.

"Kesenian (Musik Patrol) ini juga harus dikembangkan tanpa harus menunggu uluran tangan pemerintah daerah. Kecuali nanti saat Pak Bambang (BHS) yang jadi bupati," tandasnya. Hel/Waw