Dibekali Pentingnya K3, Tim Abdimas Universitas Wijaya Putra Dampingi Pengusaha Muda Produsen Sangkar Burung Asal Gresik


Dibekali Pentingnya K3, Tim Abdimas Universitas Wijaya Putra Dampingi  Pengusaha Muda Produsen Sangkar Burung Asal Gresik PENDAMPINGAN - Tim Abdimas Universitas Wijaya Putra saat memberikan pendampingan pengusaha sangkar asal Gresik sekaligus memberi solusi dan pembuatan akun media sosial (Medsos) untuk pemasaran hasil produksi sangkarnya, Sabtu (16/12/2023).

Gresik (republikjatim.com) - Masih ada berkah dibalik pandemi Covid - 19 lalu. Berkah itu salah satunya, dirasakan para perajin sangkar burung. Dengan adanya dampak kebijakan Work From Home (WFH), banyak masyarakat menghabiskan sela waktu di rumah dengan memelihara burung.

Hal ini berimbas pada meningkatnya permintaan sangkar burung. Kondisi itu dirasakan Echa seorang pemuda asal Menganti, Kabupaten Gresik. Anak muda ini memanfaatkan peluang itu dengan memulai bisnis sangkar burungnya ketika pandemi melanda 2 tahun lalu.

Echa menjalankan usaha ini dengan dibantu ayahnya, Candra. Selama menjalankan usahanya, Echa mengalami beberapa permasalahan dan kendala.

"Mas Echa dan ayahnya sudah 2 tahun menjalankan usaha produksi sangkar burung. Dalam kurun waktu itu, ada beberapa permasalahan yang mereka temui. Diantaranya aspek produksi, pemasaran dan keuangan," ujar Ketua Tim Pelaksana Pengabdian Masyarakat (Abdimas), Universitas Wijaya Putra, Hendrik Rizqiawan kepada republikjatim.com, Sabtu (16/12/2023).

Karena itu, Hendrik bersama tim Abdimas Universitas Wijaya Putra menjalankan pengabdian masyarakat berupa program pendampingan usaha. Tujuannya, untuk memberi solusi atas sejumlah permasalahan dan kendala yang dihadapi para perajin sangkar burung itu.

"Pelaksanaan keseluruhan program pengabdian masyarakat berjalan sesuai yang rencana. Bahkan, partisipasi mitra dalam pelaksanaan program juga sangat kooperatif dan pro aktif," imbuhnya.

Dalam tim Abdimas ini beranggotakan 2 orang dosen yakni Trisa Indrawati dan Iful Novianto. Selain itu juga ada 2 mahasiswa yaknni Aris Candra Wahyudi dan Galuh Argo.

"Dalam proses produksi Mas Echa sebagai mitra ini paham pentingnya aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam setiap proses produksi," ungkapnya.

Tidak hanya itu, mitra juga memiliki perlengkapan pelindung diri yang lebih layak dan aman setiap proses produksi. Diantaranya berupa masker respirator dan kaca mata safety. Mitra juga memiliki tambahan peralatan produksi yang lebih efektif dan efisien yaitu mesin bor duduk.

"Selama pelaksanaan tim pelaksana juga memberikan pendampingan berkala pada mitra dalam pemanfaatan TikTok sebagai salah satu media pemasaran. Saat ini mitra memiliki akun TikTok khusus untuk memasarkan produknya yang diberi nama Wans Sangkar (@wanssangkar08)," tegasnya.

Sementara dalam postingan-postingan yang sudah dilakukan mitra, beberapa diantaranya memiliki 500 lebih viewer dan interaksi dari 1 postingan. Pada aspek keuangan, mitra memiliki buku pencatatan keuangan dan alat tulis lain yang dapat digunakan mitra dalam pencatatan keuangan.

"Bahkan mitra juga memiliki pemahaman tentang pentingnya pencatatan keuangan yang tepat serta mampu melakukan pencatatan keuangan sesuai kebutuhan mitra," urainya.

Sementara dengan sejumlah solusi yang diberikan tim Abdimas ini, diharapkan mitra dapat meningkatkan usahanya, baik dari sisi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.

"Selain itu mitra dan ayahnya dapat melakukan proses produksi dengan aman dan sehat. Yang terpenting usaha mitra semakin berkembang dan sukses," tandasnya. Hel/Waw