Bulog Ponorogo Janji Penuhi Pasokan Pangan Selama Pandemi Covid-19


Bulog Ponorogo Janji Penuhi Pasokan Pangan Selama Pandemi Covid-19 OPERASI PASAR - Gudang pendistribusian beras di Gudang Bulog Ponorogo mengantisipasi kenaikan harga beras dengan menggelar Operasi Pasar, Senin (27/04/2020).

Ponorogo (republikjatim.com) - Kendati pandemi Covid-19 beriringam bulan puasa dan beranjut lebaran, masyarakat tidak perlu cemas dan kawatir dalam menghadapi kebutuhan pangan. Perum Bulog Ponorogo sudah mengantisipasi dan mempersiapkan bahan pangan di Ponorogo aman hingga 3 bulan kedepan.

Bahkan meski di pasaran gula pasir harganya mengalami kenaikan, akan tetapi untuk saat ini sudah mulai ada penurunan harga.

Yani salah seorang pemilik warung kopi di wilayah Kota Ponorogo mengaku untuk saat ini harga gula pasir masih stabil.

"Kalau gula pasir kemarin malah ada penurunan harga. Ada yang Rp 16.500 untuk penjual online dan Rp 17.000 di toko (kios). Sedangkan untuk minyak goreng harganya Rp 12.500 hingga Rp 13.000," katanya, Senin (27/04/2020).

Kepala Bulog Divre 13 Ponorogo, David Susanto menjelaskan persediaan stok pangan aman. Pihaknya meminta warga tidak perlu mencemaskannya hingga 3 bulan ke depan. Saat ini, untuk beras stok bulog kurang lebih 5.000 ton. Jumlah ini cukup untuk kebutuhan sampai dengan 3 bulan kedepan.

"Apalagi saat ini masuk musim panen. Jadi stok beras baik di penggilingan distributor dan pasar cukup banyak. Harganya cenderung stabil. Apalagi Ponorogo dikenal daerah sentral produksi padi," ungkapnya.

Saat ini, kata David bersamaan pandemi virus Corona yang beriringan dengan puasa dan lebaran, Bulog bakal tetap memantau harga pangan di pasar. Bahkan Bulog tetap melaksanakan operasi pasar bagi pedagang atau masyarakat umum yang mau membeli beras dengan harga murah dijual seharga Rp 8.100 per kilogram dengan kemasan 50 kilogram.

"Bahan pangan pokok lainnya pun masih tersedia cukup di pasar. Masyarakat tidak perlu khawatir akan adanya kelangkaan bahan makan pokok," paparnya.

Sementara itu, lanjut David kategori kelangkaan hingga saat ini belum ada di Ponorogo. Dia mencontohkan harga gula. Meski harganya tinggi akan tetapi barangnya tetap tersedia di pasar, di toko-toko, dan warung- warung.

"Yang terpenting alur sirkulasi atau distribusi tidak tersendat. Kasus harga gula tinggi sudah lama karena panen tebu belum ada pabrik dan baru giling di bulan Juni nanti," paparnya.

Begitu juga soal minyak goreng. Menurutnya minyak goreng edikit naik karena panen sawit saat ini kurang baik. Sedang kalau terigu harhanya masih stabil dan cukup murah.

"Bulog sudah lama operasi pasar. Mulai jual beras, minyak, gula dan tepung terigu keliling pasar. Yang jelas stok untuk Magetan, Ponorogo dan Pacitan aman," pungkasnya. Mal/Waw