Buka Musda ke 11 PDM, Bupati Apresiasi Peran Muhammadiyah dalam Pembangunan di Sidoarjo


Buka Musda ke 11 PDM, Bupati Apresiasi Peran Muhammadiyah dalam Pembangunan di Sidoarjo MUSDA - Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali saat memberi sambutan di acara pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) ke 11 PDM Auditorium Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Minggu (05/03/2023).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Ribuan umat berbondong-bondong menuju ruang Auditorium, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Minggu (05/03/2023). Tidak hanya peserta, tetapi juga semua guru dari seluruh sekolah Muhammadiyah di Sidoarjo mengikuti pembukaan Musyawarah Daerah (Musda) ke 11 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sidoarjo itu.

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali mengaku merasa bangga mengenakan batik khusus Muhammadiyah Kabupaten Sidoarjo dalam agenda ini. Batik hitam bermotif perak dan terdapat logo Muhammadiyah itu langsung dikenakannya saat pembukaan Musda Tahun 2023 ini.

"Kami merasa bangga. Atas nama pribadi kami sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada panitia yang sudah mengundang kami. Termasuk panitia yang sudah memberi baju yang indah yang kami pakai ini," ujar Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali sambil menunjuk batik yang dikenakan dalam agenda itu.

Bupati muda yang akrab disapa Gus Muhdlor ini berpesan, untuk kader Nahdlatul Ulama (NU) dan sebagainya jangan pernah tersinggung jika Bupati Sidoarjo memakai baju Muhammadiyah. Bahkan beberapa waktu lalu, bisa saja memakai baju LDII dan sebagainya. Baginya, yang terpenting bukan salib saja.

"Kenapa ini disampikan di depan, kami nyatakan jangan sampai hal itu akan dipelintir teman-teman di lapangan. Engkok onok sing lapor Abahku (nanti ada yang lapor bapak saya), Kiai anak sampean dadi Muhammadiyah. Wah duh, bisa kacau nanti. Bisa dibayangkan itu bagaimana?," pesan Gus Muhdlor disambut tawa para peserta Musda.

Tetapi, lanjut Bupati alumni Fisip Unair ini semua harus digaris bawahi dan selalu disampaikan di setiap tempat. Jika sudah menjadi Bupati, maka bukan jadi Bupati satu ormas tertentu, bukan menjadi Bupati partai tertentu dan bukan hanya Bupati satu agama tertentu saja.

"Tetapi harus menjadi Bupati untuk semua warga Sidoarjo. Semuanya layak mendapat perhatian dari Bupati dan harus adil. Adil tidak harus sama dan adil tidak harus setara. Tapi adil itu sesuai porsinya masing-masing. Kami harus terus merealisasikan ini untuk teman-teman dari Muhammadiyah," urai Gus Muhdlor yang juga alumni SMAN 4 Sidoarjo ini.

Gus Muhdlor mengungkapkan, salah satu cita-cita di Kabupaten Sidoarjo menciptakan Kabupaten yang secara politik partisipatif ini mulai bisa terealisasi. Hal ini, tampak saat perhelatan Resepsi Puncak 1 Abad NU di Gelora Delta Sidoarjo.

"Jujur kami terharu acara 1 Abad NU kemarin. Muhammadiyah termasuk salah satu yang punya kontribusi besar atas suksesnya acara itu. Ini indah sekali. Bahkan yang Kristen, yang Hindu yang Muhammadiyah, LDII dan sebagainya memahami hajat ini bukan hajatnya NU saja. Tetapi hajatnya Sidoarjo dan Sidoarjo harus menjadi tuan rumah yang baik karena salah satu ciri penghuni surga adalah memuliakan tamu dan memuliakan tetangganya," jelas Gus Muhdlor.

Dirinya yakin jika politik partisipatif di Kabupaten Sidoarjo berjalan dengan baik, maka derap langkah Bupati Sidoarjo dengan semua stake holder mulai dari Kepala Dinas, Camat, Kepala Desa, Ormas dan sebagainya serapnya sama yakni satu langkah.

"Satu melangkah kanan, semua ikut melangkah kanan. Maka saya yakin kemajuan yang diimpikan Sidoarjo akan lebih cepat terealisasi," urainya.

Sementara soal Musda ke 11 PDM Sidoarjo ini, lanjut putra Pengasuh Pesantren Bumi Shalawat Desa Lebo, Kecamatan Sidoarjo, KH Agoes Ali Masyhuri ini mengungkapkan urusan Musda seperti ini adalah urusan Sunnatullah. Karena dalam Musda ini selalu dinamis banyak perubahan, pergantian, regenerasi dan yang terpenting di dalam setiap pergantian dan perubahan itu selalu menuntun adaptasi dan inovasi. Maka rumusnya bukan hanya orangnya saja yang kemudian Sunnatullah berganti, tetapi inovasinya harus lebih lagi.

"Karena inovasi itu adalah Sunnatullah yang ada di dalamnya itu. Sehingga saya harapkan, siapa pun Ketuanya nanti yang jadi, harus melebihi prestasi PDM hari ini. Kalau tadi disampaikan secara transparansi PDM Sidoarjo menjadi satu-satunya se-Indonesia yang sudah pakai akuntan publik, maka ke depan transparansinya harus lebih dari ini," pungkasnya. Mil/Waw