BHS-Taufiq Targetkan Pasar di Sidoarjo Ber-SNI, Siapkan PD Pasar Tanpa Menaikkan Retribusi


BHS-Taufiq Targetkan Pasar di Sidoarjo Ber-SNI, Siapkan PD Pasar Tanpa Menaikkan Retribusi DIALOG - Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati, Bambang Haryo Soekartono - M Taufiqulbar (BHS-Taufiq) berdialog dengan sejumlah pedagang dan konsumen Pasar Desa Kalanganyar, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Kamis (01/10/2020).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Revitalisasi pasar tradisional agar menjadi pasar yang mengantongi Standar Nasional Indonesia (SNI) menjadi salah satu program utama Pasangan Calon (Paslon) Bupati - Wakil Bupati, Bambang Haryo Soekartono-M Taufiqulbar (BHS-Taufiq). Tidak hanya pasar setingkat kabupaten dan kecamatan yang bakal direvitalisasi agar bisa mengantongi SNI, akan tetapi pasar desa dan RW pun, bakal dibantu untuk direvitalisasi hingga bisa menjadi Pasar SNI.

Bahkan, agar mengasilkan pasar yang banyak dikunjungi dan disukai konsumen, BHS-Taufiq juga bakal menyiapkan Perusahaan Daerah (PD) Pasar untuk mengelolah seluruh pasar di Sidoarjo. Tujuannya agar sarana dan prasarannya meningkat serta membuat pedagang dan konsumen merasa nyaman, aman dan selamat.

"Kalau pun nanti semua pasar dikelola PD Pasar, fokusnya tetap pada peningkatan pelayanan. Itu harus diutamakan gar tidak membebani para pedagang. Kalau pasar dikelola secara profesional kami yakin makin digemari pengunjung. Catatannya, meski dikelola PD Pasar, tidak ada penambahan (kenaikan) retribusi bagi pedagang," ujar BHS didampingi Taufiq saat berkunjung ke Pasar Desa Kalanganyar, Kecamatan Sedati, Sidoarjo, Kamis (01/10/2020).

Lebih jauh, BHS yang juga mantan anggota Fraksi Gerindra DPR RI ini menjelaskan saat terbentuk PD Pasar, pihaknya tidak mau membebani masyarakat kecil, terutama pedagang pasar tradisional. Alasannya, selama ini pertumbuhan ekonomi di wilayah Sidoarjo digerakkan para pedagang dan pemilik UMKM.

"Kalau dikelola PD Pasar, fungsi pelayanan harus dimaksimalkan dan diutamakan. Apalagi, seluruh pasar tradisional di Sidoarjo harus mengantongi SNI. Diantaranya pasar harus memiliki fasilitas tempat pembuangan sampah yang dilengkapi truk sampah, harus membuat nyaman pengunjung dan pedagang serta harus dilengkapi fasilitas kamar mandi, WC hingga lahan parkir yang memadai," imbuhnya.

Saat berkunjung ke Pasar Kalanganyar, BHS melihat kondisi pasar yang jauh dari standar SNI. Menurutnya, meski lokasi Pasar Kalanganyar sangat strategis dan bisa disebut pasar berskala kecamatan, akan tetapi fasilitas pendukung di Pasar Kalanganyar sangat kurang dan minim.

"Diantaranya akses keluar-masuk pasar agak sulit. Kondisi ini tidak menguntungkan saat terjadi kondisi darurat, misalnya terjadi kebakaran. Itu membuat kesulitan saat upaya penyelematan. Bahkan, saat melihat fasilitas toilet yang ternyata sangat kurang, hanya ada dua toilet," tegas Alumnus Teknik Perkapalan ITS Surabaya ini.

Bagi Cabup yang diusung 5 parpol dengan 18 kursi ini, di Pasar Kalanganyar lokasi tempat pembuangan sampah di lahan terbuka. Bahkan, sampahnya langsung dibakar karena tidak ada truk pengangkut sehingga menimbulkan polusi bagi warga sekitar.

"Bahkan tidak ada sarana transportasi umum menuju pasar. Harusnya terkoneksi semua. Kami berharap ke depan kondisi pasar tradisional bisa dibenahi agar pasar tradisional bisa nyaman dan aman. Kami berharap pasar tradisional bisa menjadi sarana refresing (rekreasi) serta menumbuhkan ekonomi kerakyatan," jelasnya.

Sementara Cawabup Taufiq menegaskan BHS-Taufiq akan berupaya pengunjung pasar dari kalangan ibu-ibu semakin betah belanja di pasar tradisional. Baginya, pasar tradisional bisa jadi wisata alternatif bagi keluarga.

"Karena di pasar itu pusatnya UMKM Sidoarjo. Makanya harus dikelola profesional, tapi tidak memberatkan retribusi untuk pedagang," tandasnya. Hel/Waw