Bakar Ranting Kering, Perempuan di Ponorogo Malah Tewas Terpanggang


Bakar Ranting Kering, Perempuan di Ponorogo Malah Tewas Terpanggang TEWAS - Ny Yatinem (52) warga Dusun Ploso, Desa Ngadirojo, Kecamatan Sooko, Ponorogo tewas terpanggang di lahan miliknya akibat membakar ranting dan semak-semak, Minggu (26/08/2018).

Ponorogo (republikjatim.com) - Nasib naas menimpa Ny Yatinem warga RT 02, RW 03, Dusun Ploso, Desa Ngadirojo Kecamatan Sooko, Ponorogo. Perempuan 52 tahun ini awalnya berniat membakar ranting dan semak di lahan miliknya yang berada di tepian hutan pinus milik perhutani.

Diduga, karena angin kencang malah membuat dirinya terbakar hingga tewas di petak 164 G1, RPH Sooko, BKPH Wilis Selatan. Hanya dalam hitungan beberapa menit, korban mengalami luka bakar disekujur tubuhnya dan meninggal di lokasi kejadian. Peristiwa terbakarnya korban ini langsung mengundang perhatian warga sekitar.

"Seusai mendapatkan laporan warga, kami bersama anggota dan tim Inavis Polres Ponorogo menuju lokasi kejadian. Tapi, korban sudah meninggal," terang Kapolsek Sooko, AKP Suyanto kepada republikjatim.com, Minggu (26/08/2018).

Suyanto menceritakan awalnya korban berniat membakar ranting dan semak kering di ladang miliknya yang berada di dekat hutan pinus. Karena angin kencang langsung menyambar dan merembet ke lahan pinus. Seketika korban ketakutan dan berusaha memadamkan api. Namun korban malah kewalahan dan korban terbakar api yang terus membesar itu.

"Kobaran api langsung menyambar sebagian tubuh korban hingga baju korban terbakar," imbuhnya.

Korban terbakar lanjut Suyanto, kali pertama diketahui saksi Kani. Menurutnya, korban ditemukan saat saksi dan warga melihat ada kebakaran hutan bersama beberapa orang naik ke hutan dan memadamkan hutan yang terbakar itu. Setelah api padam saksi turun mau pulang. Tetapi dia melihat benda boneka tergetak.

"Setelah didekati ternyata itu jenazah korban yang sudah terbakar. Korban sudah dalam kondisi hangus terpanggang api," tegasnya.

Suyanto mengungkapkan berdasarkan keterangan warga, korban memiliki lahan garapan di pinggir hutan pinus. Saat itu, korban sedang membersihkan lahan garapannya dengan membakar ranting kering dan semak belukar untuk persiapan tanam menjelang musim hujan. Korban membakar lahan saat angin kencang hingga api menjalar ke hutan pinus.

"Karena panik korban terselut api dan jatuh hingga akirnya terbakar sampai meninggal. Warga sekitar hutan sudah biasa membersihkan ladang untuk persiapan tanam jagung ketika hujan turun," ungkapnya.

Sementara hasil pemeriksaan tim medis dan Inafis Polres Ponorogo di tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda bekas kekerasan dan lainnya.

"Seluruh keluarga korban disaksikan perangkat desa setempat menerima meninggalnya korban karena terbakar itu," pungkasnya. Ami/Waw