Atasi Banjir di Tanggulangin, Dewan Desak Pemkab Sidoarjo Bikin Sudetan dan Bangun Embung


Atasi Banjir di Tanggulangin, Dewan Desak Pemkab Sidoarjo Bikin Sudetan dan Bangun Embung MELUAS - Banjir di Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri, Kecamatan Tanggulangin tak kunjung surut mala meluas sejak sebulan mendorong dewan mendesak Pemkab Sidoarjo membangun embung dan buat sudetan, Senin (17/02/2020).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Sejumlah anggota dan pimpinan DPRD Sidoarjo mendesak Pemkab Sidoarjo segera membuat sudetan dan membangun embung untuk mengatasi banjir yang melanda Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Apalagi, selama sebulan terakhir banjir tak kunjung surut, kini mala semakin meluas.

Selain itu, akibat banjir bukan hanya aktivitas warga di kedua desa ini saja yang terganggu. Akan tetapi aktivitas belajar dan mengajar di SMPN 2 Tanggulangin yang ada di Desa Kedungbanteng dan SDN Banjarasri juga terganggu. Hari ini misalnya, kedua sekolah ini harus upacara bendera di atas genangan air banjir. Bahkan akibat banjir ini siswa-siswi SMPN 2 Tanggulangin harus belajar di musholla atau gedung sekolah di lantai dua yang aman dari genangan air banjir.

"Kami minta Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBM dan SDA) untuk serius dalam mengatasi masalah banjir di dua desa di tanggulangin ini. Sudah sebulan lebih banjir tak surut," terang anggota Komisi C DPRD Sidoarjo, Nurhendriyati Ningsih kepada republikjatim.com, Senin (17/02/2020).

Selain itu, anggota Fraksi Nasdem dan Demokrat ini menilai seharusnya Bupati Sidoarjo dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait bergerak mengatasi banjir itu. Salah satunya misalnya dengan membuat sudetan agar air yang menggenang bisa habis.

"Kalau tidak bikin sudetan, air akan muter saja di kedua desa itu. Atau membangun Embung agar banjir segera teratasi" tegasnya.

Bagi politisi perempuan yang akrab dipanggil Bu Nur ini, pembangunan embung atau minimal afur ini juga di kawasan rawan langganan banjir lainnya.

"Kami mendesak Pemkab Sidoarjo untuk membangun afur dan embung di wilayah yang rawan banjir itu. Kalau perlu bangun embung dan afur di beberapa titik agar Sidoarjo bebas banjir," pintahnya.

Nur membandingan dengan anggaran besar yang dikelolah Pemkab Sidoarjo dalam penanganan banjir ini. Menurut politisi asal Dapil V Taman dan Sukodono ini, Selisih Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) Tahun Anggaran 2019 yang mencapai Rp 1,3 triliun. Menurutnya jika Pemkab Sidoarjo memiliki kemauan merealisasikan anggaran itu untuk mengatasi banjir maka banjir di Sidoarjo bisa segera teratasi.

"Tapi, kalau tak ada niatan mengatasi banjir secara permanen yang ada hanya rapat-rapat saja. Bisa dihitung kalau Silpa itu dibikin embung untuk mengatasi banjir. Insyaallah semua beres," tandasnya. Hel/Waw