Gus Muhdlor - Subandi Dihadiahi Relawan Buku Perjalanan dan Perjuangan Menuju Kursi Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo


Gus Muhdlor - Subandi Dihadiahi Relawan Buku Perjalanan dan Perjuangan Menuju Kursi Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo HADIAH - Penulis buku Penggaris dan Gunting yang Tumpul, Akhmad A Fahmi menyerahkan buku berkisah perjalanan merebut hati pemilih Sidoarjo kepada Bupati dan Wabup Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali dan Subandi dalam acara tasyakuran, Minggu (01/03/2021) malam.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Para relawan Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) dan Subandi memang tidak istimewa. Kendati demikian, dalam perjalanan menuju kursi Sidoarjo I (satu), para relawan Ring Satu (R One) ini, mampu mengisahkan perjalanan pasangan calon (Paslon) dari PKB, Gus Muhdlor - Subandi dengan epik (hebat).

Dalam buku yang memiliki ketebelan hampir 100 halaman ini, berjudul Penggaris dan Gunting yang Tumpul. Dalam buku sederhana itu, berkisah tentang Sebuah Catatan Perjalanan Selama 1 Tahun Mengawal Ahmad Muhdlor Ali Menuju Sidoarjo I.

Meski saat itu, Gus Muhdlor - Subandi bukan orang yang memiliki popularitas tinggi, layaknya calon lainnya yang siap bertarung dalam Pilkada Sidoarjo. Akan tetapi tim, relawan dan sedulur Gus Muhdlor - Subandi berkeyakinan, jika Paslon PKB ini yang bakal memenangkan pertarungan Pilkad Sidoarjo yang digelar 9 Desember 2020 kemarin.

"Karena itu, saya menulis perjalanan yang cukup melelahkan itu, agar Gus Muhdlor dan Pak Subandi tetapi bersatu. Mereka akan mengingat perjalanan menuju Pendopo Sidoarjo dari mulai belum kenal hingga konsep kampanye sederhana saat pandemi Covid-19. Yakni lewat program Sobo Pasar dan Melijo serta Begandring," ujar Akhmad A Fahmi kepada republikjatim.com, Minggu (01/03/2021) malam seusai penyerahan buku Penggaris dan Gunting yang Tumpul di Pendopo Delta Wibawa.

Fahmi yang juga akademisi Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) ini berharap agar buku itu, bakal berkembang menjadi buku seri kedua. Alasannya, perjalanan selama setahun itu disampaikan secara singkat dan sederhana. Bahkan pihaknya juga membuka diri, jika ada relawan dan sedulur Gus Muhdlor - Subandi memiliki tulisan soal perjuangan Gus Muhdlor - Subandi dipersilahkan untuk menambah pengayaan buku dan cerita empiris Gus Muhdlor - Subandi.

"Memang buku perdana ini jauh dari kata sempurna dan ceritanya selama tim R One mendampingi masa kampanye Gus Muhdlor - Subandi. Kalau pun ada relawan dan sedulur (Gus Muhdlor - Subandi) yang mau menambahkan kisah empiris diluar pengetahuan kami, dipersilahkan menambah cerita empiris soal Gus Bupati dan Pak Bandi," imbuh Fahmi yang juga penulis di Majalah Pena ini.

Sementara Bupati Sidoarjo, Ahmad Mubdlor Ali (Gus Muhdlor) mengakui perjalanan mulai dari nol karena dirinya dan Subandi sama-sama tidak dikenal warga Sidoarjo. Selain itu, modal utamanya juga berkat urunan (bantuan) dari para relawan. Oleh karenanya, dalam bersosialisasi dan berkampanye tidak mengenal waktu. Apalagi, modal utamanya maju Pilkada Sidoarjo hanya keyakinan dan doa para kiai di Sidoarjo.

"Tapi, alhamdulillah saya dan Pak Bandi bisa menjadi Bupati dan Wakil Bupati Terpilih dan kemarin dilantik Gubernur Jawa Timur (Bu Khofifah Indar Parawansa). Makanya, tanpa relawan, saya dan Pak Bandi bukan apa-apa. Karena itu, kami akan bekerja keras membangun Sidoarjo dengan ketulusan dan rasa cinta menjadi warga asli Sidoarjo," tegasnya.

Sedangkan Subandi mengaku merasa berterima kasih atas perjalanannya dalam dunia politik di Sidoarjo yang selalu menjadi orang beruntung yang dikisahkan dalam buku itu. Mulai menjadi Kades Pabean dua periode, menjadi Ketua Komisi A DPRD Sidoarjo selama setahun hingga menjadi Wakil Bupati Sidoarjo saat ini.

"Karena jujur saja, setahun lalu saya dan Gus Muhdlor baru kenal. Karena saya juga santri diperintah KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali) mendampingi putranya maju dalam Pilkada Sidoarjo ya siap saja. Meski awalnya, saya juga banyak pertimbangan karena baru menjadi anggota DPRD Sidoarjo," tandasnya. Zak/Hel/Waw