Sidoarjo (republikjatim.com) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo menargetkan mampu eliminasi Tuberkulosis (TBC) di Tahun 2028 atau lebih cepat 2 tahun dari target nasional. Untuk mencapai tujuan itu, salah satunya menerapkan strategi pentahelix dengan memperkuat kolaborasi lintas sektoral.
Kolaborasi ini melibatkan berbagai pihak bukan hanya pemerintah. Akan tetapi juga melibatkan sektor swasta, organisasi masyarakat, pelaku usaha, akademisi hingga media massa.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sidoarjo hingga Oktober 2024, sebanyak 4.871 orang ditemukan sebagai penderita TBC atau sebesar 84 persen dari estimasi kasus TBC di Kabupaten Sidoarjo sejumlah 5.823 orang. Dari jumlah itu, 92 persen atau 4.502 orang sudah berhasil diobati.
Plt Kadinkes Pemkab Sidoarjo, dr Lakhsmie Herawati Yuwantina M Kes mengatakan Kabupaten Sidoarjo mampu mencapai eliminasi TBC jika penemuan kasus sudah mencapai 100 persen dari target. Bahkan pengobatan TBC mencapai 90 persen serta Terapi Pencegahan TBC (TPT) sudah lebih dari 80 persen.
"Untuk itu, kita bekerja bersama antar lintas sektor untuk mencapai tujuan yang sama, berkomitmen bersama yaitu capai eliminasi di Tahun 2028," ujar Lakhsmie Herawati Yuwantina di sela kegiatan Rakor Tim Percepatan Penanggulangan TBC di Kabupaten Sidoarjo di Ruang Delta Graha Setda Sidoarjo, Selasa (29/10/2024).
Selain itu, Lakhsmie menyadari akan peren masyarakat dan lintas sektoral.
"Kami sadar peran masyarakat dan lintas sektor sangat penting dalam menanggulangi TBC. Karena itu, kami mendorong partisipasi aktif semua pihak," paparnya.
Sementara Kepala Bappeda Kabupaten Sidoarjo, Dr Heri Soesanto menjelaskan untuk mencapai eliminasi TBC pada Tahun 2028, maka saat ini Sidoarjo menyusun 6 strategi penanggulangan TBC. Pertama, penguatan komitmen mendukung eliminasi nasional, kedua peningkatan akses layanan TBC Bermuda dan berpihak pada pasien, ketiga optimalisasi upaya promosi dan pencegahan, pemberian pengobatan pencegahan TBC serta pengendalian infeksi, keempat pemanfaatan hasil riset dan teknologi skrining, diagnosis dan tatalaksana TBC, kelima peningkatan peran serta lintas sektor, dan keenam penguatan manajemen program melalui penguatan sistem kesehatan.
"Keenam strategi itu sudah masuk dapat Rencana Aksi Daerah (RAD) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2021 hingga 2026 mendatang," urainya.
Selain itu, kata Heri Pemkab Sidoarjo telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung program eliminasi TBC. Seperti penyuluhan kesehatan, pelatihan kader TBC di tingkat desa dan memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat.
"Seperti penting untuk dilakukan yaitu deteksi dini terutama di lingkup pesantren, universitas, maupun wilayah yang rentan TBC lainnya," jelasnya.
Sementara Dinas Kesehatan Pemkab Sidoarjo saat ini mempunyai 8 alat pendeteksi virus TBC atau Tes Cepat Molekuler (TCM). Diantaranya tersebar di 8 faskes yaitu, RSUD RT Notopuro Sidoarjo, Puskesmas Krian, Puskesmas Porong, Puskesmas Sedati, Puskesmas Sukodono, Puskesmas Taman, Puskesmas Krembung dan RSUD Siti Khodijah Sepanjang, Kecamatan Taman. Ary/Waw