UMKM Harus Dapat Prioritas Vaksin, BHS Desak Satgas Covid-19 Sidoarjo Evaluasi Penerapan PPKM Darurat


UMKM Harus Dapat Prioritas Vaksin, BHS Desak Satgas Covid-19 Sidoarjo Evaluasi Penerapan PPKM Darurat PENYEMPROTAN - Dewan Pakar DPP Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS) bersama timnya melaksanakan penyemprotan disinfektan di Kelurahan Magersari, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo lantaran ada 200 warga positif Covid-19, Sabtu (24/07/2021).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra, Bambang Haryo Soekartono (BHS) mendesak tim Satuan Tugas (Satgas) Pemkab Sidoarjo untuk mengevaluasi penerapan pelaksanaan PPKM Darurat. Ini menyusul, pelaksanaan PPKM Darurat di Sidoarjo dinilai tidak signifikan dan efektif lantaran lebih fokus penyekatan jalan raya.

Selain itu, BHS yang juga pengusaha transportasi laut sukses ini meminta para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mendapat prioritas jatah vaksinasi Covid-19. Alasannya, para pelaku UMKM itu berinteraksi dengan konsumennya setiap hari dengan jumlah ratusan hingga ribuan konsumen.

"Saya berharap pemerintah daerah (Pemkab Sidoarjo) memprioritaskan vaksinasi pelaku UMKM. Karena seorang pelaku UMKM bisa berinteraksi dengan ratusan hingga ribuan konsumen (pembeli). Upaya ini agar bisa mencegah penyebaran virus Corona. Kalau pelaku UMKM belum divaksin dan terpapar Covid-19, maka ratusan konsumennya, bakal terpapar. Vaksinasi pelaku UMKM harus diprioritaskan," ujar BHS kepada republikjatim.com, saat bersama tim BHS Peduli Lingkungan dan Kesehatan menggelar Baksos penyemprotan disinfektan, di Kelurahan Magersari, Kecamatan Sidoarjo, Sabtu (24/07/2021).

Selain itu, kata BHS yang juga mantan anggota DPR RI periode 2014 - 2019 ini soal penerapan PPKM di Sidoarjo dinilainya kurang efektif dan harus segera dievaluasi. Alasannya, sebelum pelaksanaan PPKM Darurat jumlah warga Sidoarjo yang terpapar Covid-19 hanya 57 orang perhari tertanggal 03 Juli 2021. Namun setelah PPKM Darurat diterapkan ada penambahan kasus Covid-19 sebanyak 536 orang per hari sesuai data 23 Juli 2021.

"Setelah PPKM Darurat diterapkan bukan tambah membaik, tapi Mala tambah jumlah yang positif Covid-19 naik. Berarti program (PPKM Darurat) perlu dievaluasi. Kami memberi masukan ini, karena kami ingin membantu pemerintah daerah untuk mengevaluasi program ini agar di Sidoarjo bisa zero Covid-19," imbuh BHS yang juga alumni Teknik Perkapalan ITS Surabaya ini.

Selain itu, BHS menyinggung soal warga yang menjalani isolasi mandiri (Isoman) di Sidoarjo harus diperhatikan secara khusus. Bahkan harus mendapat perhatian lebih dari Pemkab Sidoarjo dan Satgas Covid-19? Misalnya dengan memperhatikan kebutuhan makanan dan vitamin, termasuk suplemen lainnya.

"Misalnya saja warga yang Isoman rumahnya diberi tempelan informasi kapan mulai isoman hingga apa saja yang dibutuhkan warga Isoman itu. Ini agar bisa diketahui sudah berapa hari warga itu isoman. Kalau terlalu lama bisa berbahaya. Begitu juga soal kebutuhan makanan dan vitamin maupun obatnya harus ditempel dalam daftar itu agar diketahui Satgas Covid-19," tegasnya.

Sedangkan untuk menangani warga yang isoman, Pemkab Sidoarjo bisa melibatkan sekitar 14.000 ASN di lingkungan Pemkab Sidoarjo. Harapannya, dengan memberi perhatian yang lebih ke warga yang isoman, warga itu tertangani dan segara membaik. Sekaligus agar tidak sampai dirawat di rumah sakit.

"Kami yakin penanganan Isoman bisa dilakukan secara gotong royong. Karena jumlah warga yang sehat lebih banyak. Termasuk melibatkan pengusaha di Sidoarjo yang jumlahnya sekitar 15.000 mulai menengah hingga besar. Nggak perlu disekat-sekat jalannya hingga menyulitkan warga. Tapi, lebih utama memperhatikan warga termasuk yang di pasar, agar diingatkan tetap pakai masker. Jadi bukan mala ditutup, tapi diingatkan untuk pakai masker dan penerapan protokol kesehatan," paparnya.

Sedangkan soal baksos penyemprotan disinfektan di Kelurahan Magersari, BHS menjelaskan dilakukan setelah ada permintaan dari warga setempat. Sebab informasinya, dalam waktu terakhir ini, ada sekitar 200 warga Kelurahan Magersari yang terpapar Covid-19.

"Ini permintaan warga. Karena informasinya setiap hari yang meninggal ada 7 orang. Ini yang menjadi keprihatinan saya. Kebetulan saya diberi informasi dan warga yang di sini (warga Magersari) minta ada penyemprotan," tegas Penasehat Utama PT Dharma Lautan Utama (DLU) ini.

Tidak hanya itu, BHS juga membagikan resep tradisional untuk warga yang terpapar Covid-19. BHS menyebut resep ramuan tradisional ini sudah menyembuhkan ratusan orang di Sidoarjo, Surabaya dan Jakarta. Resep tradisional itu yakni degan hijau dan daun sirih direbus serta kapsul berisi gongsongan cacing, yang diminum dua kapsul setiap hari. Selain itu juga jahe, kunir dan daun sirih yang direbus.

"Kami akan bantu minuman herbal ini akan dikirim 20 botol ke warga yang sudah paling parah. Kami berharap dua hari sudah membaik. Resep lainnya untuk pemulihan warga yang terpapar Covid-19. Yakni minyak kayu putih dan minyak Cap Kampak yang diteteskan ke air panas, ditambah tujuh tetes cairan sabun disinfektan, lalu uapnya dihirup. Metode ini juga menyembuhkan ratusan orang dalam waktu tiga hari," urainya.

Sementara Ketua RW 07 Kelurahan Magersari Mariono mengaku berterima kasih atas kepedulian BHS yang menggelar baksos di Magersari. Pihaknya berharap penyemprotan bisa membantu warga terhindari dari Covid-19.

"Kami berharap upaya penyemprotan bisa digelar lagi kalau memang ada lagi warga yang terpapar di Kelurahan Magersari. Obat herbal bantuan Pak BHS nanti akan segera didistribusikan ke warga. Saat ini ada 60 warga RW 07 yang positif dan menjalani Isoman di rumahnya masing-masing," tandasnya. Hel/Waw