Ruwah Desa Terungwetan Jadi Upaya Lestarikan Kearifan Budaya Warisan Leluhur, Sekaligus Kenalkan Batik Motif Lokal


Ruwah Desa Terungwetan Jadi Upaya Lestarikan Kearifan Budaya Warisan Leluhur, Sekaligus Kenalkan Batik Motif Lokal RUWAH DESA - Ratusan warga Desa Terungwetan, Kecamatan Krian, Sidoarjo mengikuti acara ruwah desa yang digelar untuk melestarikan kearifan budaya lokal, Sabtu (04/03/2023).

Sidoarjo (republikjatim.com) - Ruwah Desa Terungwetan, Kecamatan Krian, Sidoarjo terasa amat lengkap. Hal ini lantaran dalam acara syukuran desa ini diberi pesan soal pelestarian kearifan lokal budaya lokal dan pelestarian cagar budaya warisan leluhur.

Kepala Desa Terungwetan, Tarlin mengatakan acara ruwah desa ini meski acaranya diisi dengan kenduri bersama, akan tetapi menjadi acara rutin setiap tahun di desanya. Karena itu, warga setempat harus tetap bisa mengambil hikmahnya.

"Ruwah desa sudah rutin digelar sejak dulu. Kami ingin warga mengambil hikmah dengan mensyukuri berkah dari Allah SWT yang selama ini diterima dengan segala bentuknya. Apalagi, kegiatan ini digelar di Pendopo Makam Raden Ayu Putri yang notabennya sebagai leluhur desa yang sangat religius," ujar Tarlin kepada repulikjatim.com, Sabtu (04/03/2023).

Melalui ruwah desa ini, Kades juga berpesan agar warga tetap menjaga situs peninggalan di masa jaman kerajaan yang ada di desa itu. Apalagi, situs ini menjadikan warga Desa Terungwetan identik sebagai pewaris peninggalan masa lalu.

"Upaya ini sekaligus untuk melestarikan kearifan lokal budaya dari masa lalu yang tidak terpisahkan dengan peninggalan sejarah yang ada kampung kami. Jadi tradisi ini harus kita lestarikan agar tidak kehilangan jati diri sebagai pewaris budaya positif dari nenek moyang kita," pintah Tarlin.

Sementara pemilik Batik Kris, Agustin Kristiana yang ikut meramaikan acara ruwah desa ini mendapat apresiasi dari Pemerintah Desa (Pemdes) Terungwetan. Dengan keahliannya, Agustin menuangkan sejarah yang terjadi di Terungwetan di masa lalu sebagai batik di atas kain mori.

"Berdasarkan sejarahnya Terungwetan di masa lalu, saya tuangkan dalam bentuk batik di atas kain. Upaya ini agar diketahui warga khususnya atau warga umum. Kain batik ini khas Terungwetan dengan motif gambar kapal. Karena Terungwetan dahulunya adalah pelabuhan. Tepatnya, pelabuhan ini berada di Pohon Kepuh di pinggir jembatan sungai perbatasan desa," ungkapnya.

Dalam acara ruwah desa ini di area halaman makam juga digelar pameran kain batik karya Kris. Sesekali, cunting yang berisi malam pewarna menggores kain mori yang sudah bermotif itu.

"Pemerintah Desa Terungwetan akan selalu mendukung upaya pengembangan budaya tradisional ini. Lebih-lebih, untuk mengangkat sejarah desa agar dikenal masyarakat umum. Pasti kami siap memfasilitasinya," pungkas Kades Terungwetan. Rto/Waw