Rutin Gelar Semaan Al Quran Jantiko Mantab Jumat Wage Bersamaan Peringati Hari Jadi Sidoarjo


Rutin Gelar Semaan Al Quran Jantiko Mantab Jumat Wage Bersamaan Peringati Hari Jadi Sidoarjo SEMAAN - Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali dan Subandi menghadiri acara Semaan Al Qur'an Jantiko Mantab Jumat Wage yang digelar di Pendopo Delta Wibawa, Jumat (13/01/2023) malam.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Semaan Al Qur'an Jantiko Mantab yang digelar setiap Jumat Wage menjadi agenda rutin yang diselenggarakan saat peringatan Hari Jadi Kabupaten Sidoarjo. Tidak terkecuali, pada ulang tahun yang ke 164 Kabupaten Sidoarjo Tahun 2023 ini.

Hari jadi Kabupaten Sidoarjo sendiri diperingati setiap tanggal 31 Januari. Untuk meramaikannya digelar berbagai kegiatan. Tidak hanya menggelar kegiatan untuk mengajak warga Sidoarjo bergembira. Namun juga menggelar kegiatan yang mengajak untuk bersyukur dan mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Seperti halnya kegiatan Semaan Al Qur'an Jantiko Mantab Jumat Wage yang digelar di Pendopo Delta Wibawa, Jumat (13/01/2023) malam. Semaan Al Qur'an Jantiko Mantab Jumat Wage ini didirikan KH Chamim Thohari Djazuli atau yang akrab disapa Gus Miek dihadir ribuan jamaah.

Pendopo Delta Wibawa penuh dengan jamaah yang sebagian besar perempuan itu. Bahkan halaman pendopo tidak menyisakan tempat. Mulai subuh, halaman pendopo dipadati jamaah Gus Miek yang datang dari berbagai wilayah di Sidoarjo itu.

Saat penutupan Semaan Al-Qur'an kemarin malam, dua putra Gus Miek turut hadir. Yakni KH Sabuth Panoto Projo (Gus Sabuth) dan KH Tijani Robert Saifunnawas (Gus Robert). Hadir juga dua cucu Gus Miek yakni Gus Thuba dan Gus Fery. Penutupannya juga dihadiri Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali dan Subandi.

Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kehadiran para jamaah. Menurutnya, tradisi syiar agama Islam akan terus dilanjutkannya. Seperti menggelar semaan Al Qur'an Jantiko Mantab Jumat Wage itu.

"Kegiatan ini harus kita pertahankan ke depannya," ujar Bupati muda yang akrab disapa Gus Muhdlor ini.

Selain itu, Gus Muhdlor menjelaskan dahulu Kabupaten Sidoarjo dikenal sebagai pusat peradaban dan pendidikan Islam. Hal itu dibuktikan dengan berdirinya dua pondok pesantren yang menjadi jujugan ulama besar. Pondok pesantren itu Pondok Pesantren Siwalanpanji, Kecamatan Buduran dan Pondok Pesantren Sono, Kecamatan Buduran. Dua pondok itu, melahirkan nama-nama besar ulama Indonesia. Salah satunya KH Hasyim Asyari pendiri organisasi keagamaan terbesar di tanah air, Nahdlatul Ulama (NU).

"Sekitar 200 tahun yang lalu Kabupaten Sidoarjo menjadi pusat peradaban dan pendidikan Islam. Bahkan menjadi pusat syiar Islam yang harus kita teruskan ke depannya," ungkap Bupati alumni SMAN 4 Sidoarjo ini.

Sementara itu, Gus Muhdlor menilai semaan Al-Qur'an seperti ini menjadi salah satu syiar Islam yang harus terus dijaga dan dirawat. Lewat kegiatan seperti ini, dirinya berharap akan membawa keberkahan bagi Kabupaten Sidoarjo.

"Termasuk keberkahan bagi keselamatan masyarakat Sidoarjo dan para pemimpin Sidoarjo dan barokahnya majelis ini semoga menjadikan Kabupaten Sidoarjo dijauhkan dari marabahaya," tandas Bupati alumni Fisip Unair Surabaya ini. Hel/Waw