Gunungan Tumpeng Klepon Bulang Raksasa Jadi Rebutan Warga Prambon Agar UMKM Turun Temurun ini Tetap Eksis


Gunungan Tumpeng Klepon Bulang Raksasa Jadi Rebutan Warga Prambon Agar UMKM Turun Temurun ini Tetap Eksis TUMPENG KLEPON - Stan UMKM Klepon Bulang dan tumpeng gunungan Klepon saat dijadikan rebutan saat acara pameran produk UMKM yang digelar MWC NU Prambon di Desa Jedongcangkring, Kecamatan Prambon, Sidoarjo, Jumat (26/08/2022) sore.

Sidoarjo (republikjatim.com) - Salah satu pemilik Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM (UMKM) Klepon Bulang mengikuti kegiatan pembukaan Gebyar UMKM dan Pasar Murah yang digelar MWC NU Prambon di Lapangan Desa Jedongcangkring, Kecamatan Prambon, Sidoarjo, Jumat (26/08/2022) sore.

Para pemilik UMKM turun menurun asli Sidoarjo ini ingin menunjukkan eksistensi(keberadaan) jajanan tradisional basah yang masih tetap diminati konsumen hingga hari ini. Hal ini, dibuktikan para pemilik UMKM Klepon ini dengan membuat tumpeng gunungan klepon raksasa sebagai makanan khas Desa Bulang, Kecamatan Prambon. Bahkan gunung klepon ini ketinggian mencapai 2 meter. Selain itu sempat diarak keliling kampung sekitar, sebelum dijadikan purakan (rebutan) warga.

Suksesi pembuatan Gunungan Tumpeng Klepon Bulang ini tidak lepas dari dukungan Kepala Desa (Kades) Bulang, Wulyono dan buah tangan istrinya Ny Nunuk dibantu warga Bulang.

Nunuk mengisahkan pengerjaan tumpeng gunungan klepon setinggi 2 meter ini membutuhkan waktu sehari. Rinciannya, jumlah klepon yang dipasang di gunungan tumpeng itu jika ditaruh di tempeh membutuhkan sekitar 16 buah tempeh. Bahan bakunya berisi terigu ketan, kanji dan sebagainya menghabiskan 20 kilogram.

"Sedangkan lupis ada sekitar 20 buah dengan total bahan baku sekitar 7 kilogram," ujar Ny Nunuk kepada republikjatim.com, Jumat (26/08/2022) petang.

Sebagai pemilik UMKM makanan khas Sidoarjo yang berupa klepon ini, Ny Nunuk berharap bukan hanya mengikuti gebyar UMKM dan pameran saja dalam mengenal potensi jajanan pasar Klepon Bulang itu. Akan tetapi, sentuhan dari Pemkab Sidoarjo dalam melestarikan jajanan pasar tradisional ini juga dibutuhkan.

"Tujuannya agar pemasarannya semakin berkembang dan jajanan khas hasil warisan nenek moyang kami ini tetap bisa diharapkan masa depannya. Salah satu caranya, 16 pelaku UMKM dan pemilik stan Klepon yang ada di Desa Bulang tetap laku terjual. Bahkan konsumennya bukan hanya asal dari Sidoarjo tapi juga dari luar kota delta," pintahnya.

Meski demikian, Nunuk mengusulkan agar para pelaku UMKM Klepon di Sentra Klepon Bulang dikenalkan ke instansi pemerintahan. Salah satunya, seluruh instansi pemerintah di Sidoarjo diwajibkan membeli beli Klepon Bulang dalam setiap acara resmi.

"Kalau ada acara rapat atau acara lainnya misalnya bisa diselipkan makan khas Klepon produk unggulan desa kami ini. Tujuannya, agar bisa mendongkrak roda perekomian para pemilik usaha warisan nenek moyang itu," tandas Nunuk sebagai generasi keempat produsen Klepon Bulang.

Sementara Kades Bulang Wulyono mengapresiasi jerih payah para pelaku UMKM dalam memproduksi gunungan tumpeng Klepon Bulang itu. Bahkan dirinya mengucapkan terima kasih atas kerja samanya semua pihak dalam membuat tumpeng Klepon raksasa itu.

"Kami berharap keluhan warga soal pemasaran Klepon Bulang didengar Pemkab Sidoarjo agar bisa dibantu pemasaran potensi produk jajanan pasar itu. Selain tujuan menggerakkan perekonomian juga agar usaha itu tetap bisa lestari dan eksis," pungkas mantan Lurah Tambakkemerakan, Kecamatan Krian, Sidoarjo itu.

Sedangkan Ny Ridho asal Desa Wonoplintahan saat membeli klepon Bulang mengaku jajanan pasar yang klepon menjadi makanan khas kesukaan keluarganya. Bahkan sudah menjadi makanan dan jajaran favorit sejak turun temurun dari keluarga kami. Bahkan sudah menjadi langganan.

"Apalagi warna hijaunya asli dari daun pandan tanpa bahan pengawet. Rasanya, maknyus banget khasnya Klepon Bulang terasa lembut dan kenyal terigu ketannya. Termasuk gula aren cairnya. Kalau digigit di lidah bikin sensasi tersendiri," tandas perempuan 42 tahun ini. Zak/Waw